Jogja Semarang PP naik motor bebek

Tanggal 25 Juni 2008 saya harus sampai di semarang pukul 09:00 untuk suatu urusan, dan saya terpaksa naik motor bebek saya agar bisa datang tepat waktu. Saya berangkat dari rumah saya di jogja pukul 05:40 pagi, tidak lupa sebelum berangkat, spedometer pada Honda kharisma (kesayangan saya atau lebih tepatnya terpaksa saya sayangi karena punyanya motor ya baru Honda kharisma ini), saat tadi saya lihat menunjukkan angka 70.850,7 KM.

Cuaca pagi hari tentu dingin, ditambah adanya kabut yang lumayan tebal sehingga pandangan ke depan menjadi terbatas juga, akhirnya saya hanya berani lari 40kpj saja. Kabut semakin tebal selepas Pasar Godean, dan mulai menipis saat sampai di daerah Tempel, hal ini dibantu dengan munculnya Mentari (Matrix, IM3 dan Starone enggak muncul, walah).

Sampai daerah Muntilan jalan mulai bergelombang. Memang jalannya aspal halus, tetapi anehnya bergelombang, pokoknya bikin perut mules. Jalan mualai rame saat memasuki kota Magelang, lagi pula jalannya agak menciut, ditambah adanya bis dan truk besar yang lewat.

Saya hanya berhenti sekali di POM bensin selepas kota Magelang, untuk (maaf) buang air kecil setelah tadi kedinginan dan tergunacang-guncang jalanan yang bergelombang. Setelah itu jalan terus sampai ke Semarang.

Ada lagi jalan sempit yang menyebabkan lalu lintas melambat, bootle neck kata orang pinter. Ini terjadi di pasar Ambarawa. Namun setelah lolos dari pasar Ambarawa ini, maka jalan relatif lebih luas tanpa macet.

Jam 08:30 sakhirnya sampai juga saya ke tujuan di kota semarang, sempat mondar-mandir karena salah jalan, padahal kemarin sudah beli Peta dan saya hapalkan, tetapi tetap saja meleset.

Jam 14:20 say meninggalkan kota Semarang untuk balik ke Jogja. Sampai rumah sudha jam 17:15 dan tidak lupa kulihat spedometer ternyata menunjukkan angka 7.1076,9 KM, sehingga total perjalanan hari ini naik motor adalah 226,2 KM pulang balik. Atau sekitar 110 KM sekali jalan. Lumayan juga, lumayan penatnya.

No Responses Yet

  1. Hee..he, ceritanya hampir sama Mas. Aku dulu juga begitu.Aku asli Jogja, belakang SARWI Kusumanega. Sekarang sih aku pakai Honda Supra 125 tapi dulu tahun 1995 aku pakai Suzuki A100 th 75. Semarang Jogja Bolak-bali sebulan 2X karena kangen ama orang tua. Soal dipepet Bis hee.hee sudah biasa, pernah suatu saat di Pring Surat ada bis Trisakti, yang memang betul-betul sakti, karena bila abis nyerempet orang urusan polisi bisa lolos.Saat itu aku sampai turun dari aspal dengan keadaan babak bunyak.Spion, lampu depan amblas. Tapi ada hikmah dibalik itu Mas, orang bilang kok berani, tetapi kalau dah biasa yang Awi aja, no problem.Karena kepaksa.

  2. aku sudah 4 tahun AKAP jogja-semarang. sejak 2005 sampe sekarang, dulu pake honda tiger 2,5 jam sampe. sekarang pake vario bisa sampe 3,5 jam nyante. tapi aku via timur : patuk – klaten – jatinom – boyolali – sala3 – bawen – unggaran – g.pati. jarang lewat barat ( via magelang ) kecuali sekalian ada acara di jogja.

  3. Penyesuaian harga Premium memang berat bagi masyaaat. Kita berharap keadaan ini juga menadi pengalaman Republik ini supaya lebih menitikberatkan penggunaan infrastruktur transportasi masal.
    Semoga para elt politik akan sadar 🙂

Leave a Reply

%d bloggers like this: