Pulsar UG4 “Black Coyote” dan Box Kappa 42, paduan sempurna.

Saat saya putuskan beli Bajaj Pulsar, salah satu pertimbangan saya adalah, motor akan saya beri box di belakang, dan saya lihat bajaj pulsar memang cocok dan banyak sekali contohnya yang sudah diberi box belakang, bahkan box samping kiri dan kanan, memang motor bajaj pulsar ini cocok untuk touring.

Breket 6 titik pegangan, beli dari Bro YUDI Jakarta

Besi penguat disekrupkan di Pegangan shock belakang yang atas

Tampak dari atas

Akhirnya saya beli breket, yaitu dudukan untuk pasang box kepada bro YUDI di sini dan saya membeli box Kappa 42 kepada bro Kucai Lampung disini setelah menunggu 3 hari, akhirnya barang sampai juga ke tangan saya di jogja. Bro Yudi di Jakarta dan Kucai Lampung di Lampung. Kappa 42, angka 42 artinya adalah 42 liter kapasitasnya, tapi maksimal berat yang diijinkan adalah 3 Kg dan kecepannya saat riding maksimal 110 Kpj.

Breket untuk bawa kardus box Kappa 42 dari ekpedisi Lorena

unpacking box Kappa 42

Pasang dudukan di Breket

tampak bawah

tutup dudukan

Dudukan bawaan Kappa 42, yang sudah terpasang di Breket.

BOX Kappa 42 nemplok di bokong Black Coyote

Tas bawaan laptop BYON 14 inchi yang pas muat di box Kappa 42

Tas Laptop dan BYON ku 14 Inch, biar lebih gamblang.

Saat memasang breket sedikit ada kesukaran, karena masang besi panjang penopang breket ke dudukan shock belakang yang diatas, agak kurang presisi, sehingga harus dipaksakan, tapi memang malah bagus efeknya, yaitu lebih kencang, dan rigid, benar-benar terpasang secara kuat.

=================================================================================

Berikut langkah-langkah pemasangan breket ;

Langkah pertama jelas membongkar begel pegangan asli dari Pulsar UG4 di kiri dan kanan, itu ada dua sekrup yang sebenarnya letaknya tidak rata, padahal breket yang disekrup disitu dibuatnya rata, jadi sebaiknya untuk sekrup yang agak rendah diberi ring.

Tampak sekrup di bekas behel

Pasang breket di bekas dudukan begel kiri dan kanan, lalu pasang sekrupnya dan dikencangkan separo dulu, jangan langsung full kencang, ini dimaksudkan agar nanti saat pemasangan besi panjang penopang breket ke dudukan shock breaker belakang bisa enak.

Pasang dan sekrup besi panjang penopang breket ke dudukan shock belakang dengan disekrup kira-kira asal tidak lepas saja.

Dudukan shock breaker belakang (salah posisi, kedekaten tabung nitrox)

Posisi yang benar, jauh dari tabung nitrox

foto diatas adalah posisi yang benar, perbedaannya dengan yang salah adalah, pada pemasangan yang benar, akan tampak las-lasannya di luar. Pada pemasangan yang salah, las-lasan terlihat di dalam.

yang benar setelah ditukar kiri ke kanan, kanan ke kiri.

Pasang dudukan bawah penopang ke dudukan shock breaker belakang, karena punya saya memang tidak pas, maka harus dipaksa dan perlu bantuan satu orang agar lobang bisa masuk ke dudukan shock breaker.

Sekrup besi penopang ke breket

Setelah masuk, kencangkan dulu sekrup shock breaker (jangan lupa beri ring satu), setelah itu kencangkan empat sekrup yang di bekas begel kiri kanan, terakhir kencang kan sekrup di pertemuan besi penopang dan breket. selesai

Jadi intinya jika pegangan breket ke shock breaker tidak pas, maka jangan panik dan tidak perlu di bubut atau di bor ulang, cukup dipaksa saja, nanti besinya sedikit melengkung, tapi malah bisa tambah bikin kuat dan rigid.
=================================================================================

Saat pertama kali saya pakai untuk ke kantor, saya isi box dengan tas punggung saya yang berisi laptop 14 inch, dan memang pas benar ini box untuk ukuran laptop 14 inchi. Pertama memang terasa lain dalam riding si pulsar, agak ada sepakan-sepakan kekanan dan kekiri (megal-megol) saat mau belok, mungkin karena saya belum terbiasa saja.

Akhirnya saat kedua kalinya saya ke kantor, saya taruh laptop saya di tas asli laptop yang berbentuk tas kotak, dan saya ganjal dengan bantal dibawahnya biar bisa empuk saat ada goncangan pada motor, hasilnya saat riding tidak begitu terasa megal-megol lagi.

Fungsional

Saat saya mengantar dua anak saya yang masih SD, maka box ini muat dua tas milik anak saya yang berat-berat, maklum walaupun masih SD, tapi bukunya banyak dan lengkap, jadi berat juga tasnya. Jadi anak saya saya benceng pulsar dengan santai tanpa dibebani tas, dan sepulang mengantar, helm kedua anak saya yang ukurannya mini, bisa saya taruh di box, sebenarnya box Kappa 42 ini memang muat dua helm full face, hebat kan.

Jadi tercapai sudah keinginan saya ke kantor tanpa beban berat di punggung, karena laptop 14 inchi saya ini kalau tidak salah beratnya sudah 2.5Kg. Saat pakai Risma, dengan beban tas punggung sekitar 3 Kg, sampe rumah pinggang pasti sakit dan badan capek, sekarang pake Black Coyote  badan enak saja dan dengan rata-rata kecepatan 60 kpj jelas lebih nikmat naik pulsar ketimbang naik risma, ya iyalah Risma cuma 125 cc bebek sih 🙂


Apakah PULSAR perlu INREYEN?

Sebenarnya di buku panduan pemilik pulsar halaman 14 ada petunjuk untuk PEMAKAIAN AWAL seperti foto di bawah ini

cara inreyen bajaj?

Saya beli pulsar tujuan utamanya untuk transportasi ke kantor yang adanya di gunung, maka begitu kamis datang, jumat langsung saya ajak naik gunung, saya yakin peraturan diatas agak saya langgar, karena hati ini sulit diajak kompromi untuk bersabar dengan kecepatan segitu.

Nah akhirnya kemarin pas servis pertama yaitu di 603 Km saya diwejang oleh mekaniknya bahwa memang harus mengikuti buku petunjuk itu jika tidak nanti mesinnya akan kasar 🙁 dan katanya mesinku sudah kasar suaranya, dan mekaniknya menambahkan bahwa paling tidak di kisaran 4000 RPM, nah kalau ini saya agak enak memahaminya. sebetulnya saya kemarin juga gak saya paksa-paksa amat, pokoknya dimana suara mesin paling halus, disitu saya pertahankan, di gigi manapun. Ok deh saya akan laksanankan walaupun mungkin sudah agak terlambat 🙂

Servis pertamakali, gratis olie

Servis pertama

Peraturan servis pertama adalah 750 Km, tapi sengaja saya 603 Km sudah servis, karena jika saya pakai untuk naik gunung sekali lagi, 750 Km bakal lewat. Pada 305 Km sebenarnya pulsar saya,  saya ganti sendiri olie mesinnya dengan pertamina enduro racing 4T, maksudnya adalah biar gram-gram hasil gesekan mesin bisa keluar sehingga tidak menjadi semacam gerinda bagi mesin. Servis ke dua nanti masih di 2500 Km, jadi mungkin nanti di kisaran 1500 Km tak ganti lagi sendiri olie mesinnya, ini saya lakukan untuk kehati-hatian saja. Jadi saya mensiasatinya dengan ganti olie mesin lebih sering dari yang jadwalkan, dengan harapan mesin lebih bersih dari gram-gram rontokan gesekan mesin.

Ganti Olie sendiri pertama kali di 305 Km

Mungkin yang agak menjengkelkan dari Pulsar adalah, masih harus inreyen menurut buku panduan pemilik sampai Km yang ditentukan, dan harus sabar pula menunggu STNK jadi, maklum Pulsar ini setahu saya adalah langsung import jadi dari Hindustan sana, sehingga proses pembuatan STNK jadi lama, baik beli cash atau kredit, sama saja.

Kalau motor laki jepang semacam Ninja250r, vixion, Tiger, pakai inreyen gak sih?

Konsumsi BBM Pulsar 180 DTSi UG4 “Black Coyote”

Saya akan sharing pengalaman konsumsi BBM si Black Coyete (BC). Saat datang di hari pertama, langsung saya isi full tank dengan bensin Premium sebanyak 17 Liter dan hari ini 04 Februari 2010 saya isi dengan Pertamax sampai full tank juga, dan hanya muat 12,302 Liter atau Rp. 84.884,-  Odometer sebelum saya isi yang kedua kalinya, saya potret dan dan jarak tempuhnya sudah 629 KM, bisa dilihat di foto untuk valid datanya.

me & Black Coyote

Pengalaman Riding dengan Black Coyote

Perlu saya paparkan bahwa Pulsar 180 CC UG4 (Upgrade 4)  adalah Pulsar dengan Body dan ban milik Pulsar 200, Fork depan milik Pulsar 220 sehingga seharusnya beda dengan pulsar 180 generasi sebelumnya tentunya dalam konsumsi bensinnya.

629 KM sebelum isi bensin yang kedua

sesaat setelah isi bensin yang pertama kali FULL 17,3 Liter.

Saat saya beli bensin pertama kali dulu adalah 13 KM sehingga pulsar saya sudah menempuh jarak 629-13=616 KM, untuk pembulatan saja dan sebagai margin error, saya anggap menempuh jarak 600KM dan habis bensin Premium 12 Liter, artinya 600 KM dibagi 12 Liter = 50 KM/Liter. Wowwwwww. Keren ya si Pulsar ini, dengan 180 CC, tenaga 17 HP, ternyata hampir sama dengan si Risma saya dulu.

Mungkin perhitungan saya kurang presisi, tapi andaikan dipahitkan untuk 1 Liter menempuh 45 KM pun, menurut saya sudah irit. Motor saya statusnya masih inreyen, jadi mungkin saja besok bisa berubah, tapi walaupun sudah inreyen, sudah saya pakai untuk naik gunung ke tempat kerja saya, jadi konsumsi BBM nya realistis banget, tidak sekedar di jalan rata saja.

Bangjo Piyungan, start naik ke Bukit Patuk yang nampak dikejauhan 🙂

Rute yang saya tempuh dari rumah adalah, pertama jalanan kampung biasa yang sedikit lenggang, lalu masuk ke ringroad selatan yang lebar dan luas pandangan ke depan, sehingga bisa agak lebih ngebut (sebenarnya tidak disarankan untuk Pulsar yang lagi inreyen), lalu memasuki jalan Wonosari yang lurus juga, dan akhirnya masuk ke Piyungan dan naik terus berkelok-kelok, dan harus selip mobil sana sini yang tentu lebih memboroskan bensin.

Bukit Bintang atau Hargodumilah, bisa melihat Jogja dari sini

Tentang HARGODUMILAH klik disini selengkapnya 🙂

Tikungan Sumprit jalan nanjak, langsung belok ke kiri tajam

Jurusan Gunung Nglanggeran, masih 8 KM lagi naik dan berkelok

Jalan naik dan berkelok ke Desa Pemancar

Kalau pulang saya biasanya lewat tengah kota yang banyak bangjo, dimulai dari Gedong Kuning dan berakhir di Wirobrajan. Begitulah gambaran rute saya memakai Pulsar dalam 650 KM pertama ini, jadi rutenya memang lengkap konsisinya.

melatih anak bertani dan beternak

Beruntung kami tinggal di pedesaan yang masih luas tanahnya, sehingga bisa bertani menanam pepohonan dan beternak unggas/ayam. Menanam pohon adalah kupuasan tersendiri saat melihatnya berkembang dari kecil sampai besar dan menghasilkan. Dan Anak lanang saya mencoba menanam bunga Rosela yang bibitnya didapat dari pemberian kakungnya (dari pihak istriku). Pinter juga anak lanang nanamnya dibuat rapi dan teratur, dan Alhamdulillah bisa tumbuh subur dan menghijau, dan kelak akan memerah jika bunganya sudah tumbuh. Semoga dengan pengalaman menanam ini bisa memberikan pelajaran batin kepada anakku untuk menghargai sebuah proses, yang hal tersebut saat ini kadang diabaikan, orang hanya pingin semuanya serba cepat dan mengesampingkan proses. Kita bisa memakan durian saat ini, karena ada orang-orang yang peduli untuk menanamnya 10 tahun yang lalu atau lebih, betul kita membelinya, tapi tetap saja ada yang  menanmnya.

Tanaman Bunga Rosela

Ndangir lemah ben roselane tumbuh subur

Tumbuh Subur

Bunga Rosela

Kebun Rosela yang subur memerah

Giliran anak wedok yang diberi sepasang ayam oleh kakungnya juga (dari pihak istriku), nah saya yang kewalahan membawanya, karena diberikan kandang dan ayam sekaligus, untung saat itu masih punya Rizma sehingga kandang berisi dua ayam saya angkut dengan si Risma, lumayan berjasa juga si Risma.

Diberi ayam dan kandang oleh kakek

Si Risma yang menggendong kandang berisi dua ayam

Pada awalnya kandang hanya ditaruh di emperan rumah, sehingga bisa kehujanan dan kena angin, untuk itu akhirnya dibuatkan kandang yang lebih mewah, agar lebih lapang dan ayam lebih ceria. Anak wedok juga minta tambahan dibelikan ayam warna-warni yang bisa dibeli di pasar Godean.

Anak ayam warna warni saat pon-ponan di Pasar Godean

Punya peliharaan ayam juga bermanfaat, yaitu kadang kalau punya sisa nasi, bisa diberikan kepada ayam, toh nantinya ayam kita makan juga, jadi enggak mubazir. Dan makan ayam kampung jelas lebih sehat dari pada makan ayam karbitan yang dua bulan sudah obesitas, dan saya memang sudah lama tidak makan ayam pedaging, ngeri deh.

kandang di emperan kena angin dan hujan

membuat kandang ayam

Pasang genteng

Setengah jadi

Sudah jadi.

%d bloggers like this: