Bismillah. Selasa 6 April 2010, saya berangkat juga ke Surabaya dengan kakak saya naik Bajaj Pulsar UG4 “black coyote” milik saya. Senin sore tangki bensin sudah saya isi full dengan bensin pertamax dan muat 14,5 liter dari kapasitas tangki yang 18 liter, jadi bensin premium yang ada di tangki adalah 3,5 liter. Saya isi full karena sekalian ingin saya hitung berapa rata-rata konsumsi bensin motor saya. Konsumsi bensin akan saya tulis tersendiri dalam postingan yang lain.

Start from SRANDAKAN-BANTUL-JOGJA
Perjalanan saya mulai dari rumah saya, di Sleman, Jogja barat, lalu menuju ke rumah kakak saya di Srandakan Bantul, dan dari rumah saya ke Srandakan ini sudah memakan sekitar 30 KM.

Masuk KLATEN, terlihat langit yang cerah 🙂
Selanjutnya dari Srandakan jam menunjukkan pukul 07:45, saya berangkat ke Surabaya. Kakak saya yang di depan, sedang saya menjadi boncenger. Kami melewati jalan Bantul-Brosot, lewat masjid Agung Bantul lalu masuk ke jalan Bantul-Samas, lalu belok kanan masuk ke Jalan Parangtritis, terus masuk ke Ringroad Selatan lalu Ringroad timur, naik ke jembatan layang Janti, selanjutnya masuk ke jalan SOLO.

Surabaya masih 284 KM lagi 🙁

masuk wilayah KarangAnyar

ini daerah mana ya? maaf lupa. kayaknya masih Karanganyar.

lanjooooooooooooottt

sampai di MASARAN - SRAGEN

lanjuuutttt
Agak bingung saat saya masuk ke kota Surakarta untuk mencari jalan ke arah Sragen, kenapa bingung? karena petunjuk arahnya kurang lengkap, harusnya di tiap pertigaan atau perempatan selalu ada petunjuk ke arah Surabaya atau minimal Sragen, tapi hal itu kadang tidak ada, sehingga saya harus nanya-nanya ke sesama biker lokal saat berhenti di lampu bangjo. Pernah salah belok sekali, tapi untungnya tadi orang yang saya tanyai memberikan peringatan untuk balik lagi. Dan akhirnya sampai juga ke jalan besar menuju Sragen, dari sini sudah tidak ada masalah lagi, karena jalannya cuma satu saja dan tambah yakin ketika papasan atau disalip bus jurusan surabaya seperti EKA, RESTU, AKAS dll.

10:44 wib, sampai di SRAGEN

Pasar Sukowati-Sragen

lanjut terus

Selamat Jalan Sragen
Kecepatan rata-rata motor adalah 50-70 kpj tergantung situasi jalanan. Untuk diketahui, kakak saya biasanya pakai motor bebek, dulu sekali pernah pakai motor vespa yang ada koplingnya, jadi saat memakai pulsar saya lebih banyak kagoknya, terutama untuk menetralkan gigi pulsar yang terkenal sulit bagi yang belum biasa. Saya sendiri saja, baru setelah dua bulan memakai pulsar, baru terasa menyatu dengan pulsar saya, jadi saya maklum saja pada kakak saya yang kadang kagok, kadang mogok, kadang rpm masih rendah dibawah 4000, tapi sudah masuk ke gigi atasnya dll. Untungnya pulsar didesain untuk tidak macet pada gigi tinggi walaupun jalannya pelan.

next trip : NGAWI

JAWA TIMUR aku datang.............

Gontor

hutan di kiri kanan daerah sebelum kota ngawi

UGM juga punya hutan disini ya????

Terminal Ngawi, lurus terus ke Timur arah Caruban/Surabaya.

Pusat Kota Ngawi

Selamat tinggal Ngawi

lanjut yukk

kami datang Madiun
Mulai asyik ketika memasuki wilayah Jawa Timur yaitu di daerah Ngawi, karena sudah banyak hutan di kanan kiri, suasana juga menjadi sedikit sejuk dan adem. Sebelum touring saya sempat diberi tahu bahwa dari Ngawi harus ambil jalan yang ke Caruban, karena inilah by-pass yang mengurangi jarak luamayan banyak. Tapi setelah sampai Ngawi saya sendiri tidak yakin yang mana jalannya, saya ikuti ke timur terus saja jalan yang utama dan besar, rupanya setelah saya perjalanan pulang dari Surabaya ke Jogja, baru saya sadar bahwa memang jalan yang saya ambil ini memang jalan yang sesuai arahan teman saya tersebut.

Berhenti pertama kali untuk makan siang

Rumah Sakit Umum Panti Waluyo Caruban Madiun
Kami akhirnya istirahat makan jam 12:50 di satu satunya rumah makan padang yang kami temukan disepanjang jalan, yaitu di Jalan Ahmad Yani, depan RSU Panti Waluyo-Caruban-Madiun, entah kenapa rasa-rasanya jarang sekali ada rumah makan padang di wilayah jawa Timur, apa memang selera orang Jawa Timur tidak cocok dengan masakan padang ya?

istirahat sholat luhur, eh ketemu plat AB di POM bensin Caruban
Kami berhenti di POM BENSIN timur RSU Panti Waluyo-Caruban untuk sholat lohor, disana ketemu rider plat AB pakai MIO, beliau dari Surabaya, sedang saya mau ke Surabaya. Sempat kenalan dan ngobrol sebentar.
Ada yang lucu saat saya berhenti di POM bensin ini, yaitu para pegawai pom pada heran dengan motor saya, mayoritas menganggapnya sebagai HONDA TIGER, ha ha ha. Lalu dengan pedenya saya jelasin bahwa ini adalah motor Bajaj dari india, businya dua, bensinya irit banget. Entah mereka paham atau enggak. Mungkin kalau saya bilangin ini motor mahal berharga 40 juta, mereka akan percaya saja. ha ha ha.
Di POM bensin ini gantian saya yang jadi rider sampai Surabaya, dan kakak saya jadi boncenger. Nah saya jadi tidak bisa motret-motret lagi, tapi besok saat pulang ke Jogja biar kakak saya yang jadi rider dulu, biar antara Surabaya sampai minimal Caruban, saya bisa gantian untuk motret.

Sampai juga di Jalan Jepara Surabaya, jurusan Tanjung Perak.
Untuk kondisi jalanan memang rata-rata bagus, jarang ada yang berlubang, hanya kadang ada yang bergelombang, jadi kelihatannya mulus tapi bergelombang. Hanya sekali saya kena lubang, itu saja karena saya ambil nyalip dari kiri saat macet bis dan truk, dan dapat pinggiran yang berlubang, lumayan plat nomer depan sampai mentok kena splatbord depan. Sempat juga kehujanan selepas Nganjuk, tapi hanya beberapa saat, setelah itu sampai Surabaya cuaca terang.
Alhamdulillah, akhirnya sampai Surabaya jam 16:45, total perjalanan plus istirahat adalah 9 jam.
Like this:
Like Loading...
Filed under: Sepeda Motor | Tagged: Jogja surabaya | 38 Comments »
You must be logged in to post a comment.