Pada tanggal 29 Februari 2020, saya ikut acara yang diselenggarakan oleh ASTRA MOTOR YOGYAKARTA, bersama dengan rekan blogger dan vlogger di Jogja dan sekitarnya. Acara intinya adalah turing ke Desa Nagrong, Ampel, Boyolali, Jateng yang letaknya di lereng Gunung Merbabu sisi timur, di ketinggian sekitar 1.200 dpl.

Turing kali ini kita memakai Honda ADV 150, semua motor disediakan oleh ASTRA MOTOR YOGYAKARTA. Kebetulan saya sendiri bisa dikatakan pembeli dan pemakai honda ADV 150 paling awal di wilayah Jogja, yaitu motor ADV saya terima 1 Agustus 2019, unit pertama yang sampai ke pembeli kalau saya tidak salah. Sehingga saya pribadi telah memakainya selama 7 bulan, dan KM saat ini sudah melampai 13.670 KM, sebelum melakukan turing tanggal 29 Februari 2020 ini, tentu saja saya sudah hapal dan menyatu dengan karakter Honda ADV 150. Paling saya suka dan memang sesuai kebutuhan saya adalah fitur shock depan yang tinggi dan diameternya besar, sama dengan standar motor sport 150 cc honda yang ada. Keunggulannya adalah saya tidak was-was dengan jalanan yang kadang jelek berlubang, atau bahkan saat harus turun ke badan jalan yang berupa tanah dan kerikil, maka saya tetap merasa aman dan percaya diri, saat ketemu jalan full tanah off road juga bisa dibawa enak ridingnya dengan ADV 150, berbeda dengan motor saya PCX 150 yang memang motor priyayi, lebih cocok hanya untuk alusan di jalan aspal halus. Inilah keunggulan utama ADV sebagai motor matic yang saya sendiri sudah rasakan.

Saya memilih membeli honda ADV 150 ABS Red, alasan utama karena fitur ABS, saya rasakan fitur rem ABS ini sangat saya butuhkan, sudah sekitar 3 kali saat memakai honda ADV saya ini fitur ABS terpakai, andai saya saat itu tidak pakai ADV ABS, mungkin sudah menabrak di depan. Jadi fitur rem ini memang terbukti bisa menahan laju motor dengan pakem tapi aman tidak ngesot. Lebih senang lagi karena ABS hanya di rem depan, sehingga saya bisa bebas rem belakang dan bisa saya sengaja untuk rem untuk sliding dan lain lain, yang ini jangan ditiru kalau belum hapal karakter ADV 150.
Intinya memang pemilihan unit honda ADV 150 untuk turing kali ini adalah tepat dengan medan yang akan dituju, nanti saya akan ceritakan lebih lanjut buktinya saat jalur pulang.
Seperti biasa acara turing dimulai jam 8:00 WIB, kumpul di Astra Motor Yogyakarta, semua blogger dan vlogger setelah berkumpul kemudian diberikan beberapa pengarahan dari HC3 Region Head Astra Motor Yogyakarta, Ibu Djamilah. Dilanjutkan refresh safety riding dan penjelasan rute yang akan dilalui.


Kami berangkat dari halaman Astra Motor Yogyakarta pada jam 9:35 WIB, dengan 1.648 KM posisi total kilometer ADV yang saya pakai, sengaja saya memilih juga ADV ABS RED seperti milik saya, agar tidak perlu penyesuaian lagi misal jika saya pilih yang ADV CBS. Rute melewati Jalan Magelang menuju Blabak, sampai lampu Trafick Light Blabak, ambil ke kanan menuju arah Ketep Pass, jalanan mulai menarik karena lumayan ada nanjak nanjaknya sebelu sampai mendekati Ketep Pass. Kita ambil kanan sebelum Ketep Pass, menuju SELO.

Perjalanan mulai benar-benar asik ketika dari Ketep Pass menuju arah Selo, karena jalanan naik turun berkelok-kelok, jalanan relatif halus karena di cor semen, tetapi memang ada beberapa titik yang berpasir sehingga harus ekstra hati hati. Perlu waspada juga di pinggir kalau bukan jurang, ada juga selokan, kalau corneringnya off set bisa masuk selokan. Khas jalur ini banyak kendaraan mengangkut sayuran.



Akhirnya kita tiba di SIMPANG PB VI SELO, istiharat beberapa saat di sini, ingatan saya melayang ke masa lalu pernah naik gunung Merapi atau Merbabu dari lokasi ini.
Perjalanan dilanjutkan ke tujuan akhir tanpa istirahat lagi, dari Selo ini menurun jalannya lalu kembali naik lagi saat akan sampai di lokasi yang 1.100 dpl. Kondisi hujan rintik-rintik, tapi kami tetap lanjut tanpa memakai mantrol yang sudah disediakan, karena tanggung hujannya.




Kita tiba di tujuan sekitar jam 12:00 WIB, yaitu Base Camp REMPALA, posisi di 1.731 KM motor ADV saya, sehingga dikurangi KM saat start di 1.648 KM. adalah 83 km. Hujan masih turun rintik-rintik saat kami tiba di lokasi. Kami langung makan siang dengan sajian khas dusun Nagrong. Ternyata makanannya cocok banget dengan selera saya yang suka makan sayuran dan telor dadar, ditambah wanginya seduhan Kopi Damalung, kopi yang diseduh model tubruk, inilah tujuan utama turing kita kesini, yaitu melihat langsung hasil CSR dari ASTRA MOTOR YOGYAKARTA yang memberdayakan kopi merbabu yang secara sporadis ditanam penduduk di sekitar rumahnya. Damalung adalah nama Merbabu sebelumnya.


Selepas makan siang, kita mendapatkan penjelasan dari punggawa Komunitas Petani Kopi Merapi Merbabu Muhammad Luqman Taufiq yang menjelaskan bahwa dahulu sebelum ada program CSR dari ASTRA MOTOR YOGYAKARTA, biji kopi hanya laku Rp. 6.000 per kilogram dibeli oleh pedagang yang datang ke desa Nagrong. Pada akhirnya setelah dilakukan pendampingan dari hilir sampai hulu digarap, maka sekarang kopi merbabu bisa bersaing secara rasa, aroma dan harga lebih terangkat, dan dijual di warung warung kopi di wilayah Jogja, karena ada sekitar 1.200 warung kopi di Jogja, ini adalah pasar yang sangat menjajikan bagi petani kopi. Biasanya saya beli kopi Gayo Arabica Bener Meriah, satu ons nya Rp. 13.000, sehingga kalau satu kilogram adalah Rp. 130.000,- Kopi Damalung perlahan tapi pasti, harganya juga akan naik sesuai kwalitas dan makin banyak penggemarnya.
ASTRA MOTOR YOGYAKARTA melakukan CSR tidak sekedar membantu uang lalu ditinggalkan, akan tetapi benar-benar all out dari pembibitan, pemeliharaan tanaman kopi, pemanenan yang benar, pasca panen, sampai pada penjualan. Jangan heran jika anda ngopi saat servis motor di dealer-dealer Honda, mendapati kopi yang beraroma enak, itu adalah kopi Damalung. Mantab.
Memang disamping ditanam di lahan lahan penduduk secara sporadis, tapi ada juga perkebunan yang bisa dikatakan tidak terlalu luas, yang ditanami kopi, kita juga langsung melihat dan memang kopi arabica ini hanya akan enak jika ditanam minimal di ketinggian 1.100 dpl.


Akhirnya saya pribadi bersyukur sebagai pecinta kopi, bisa melihat langsung kiprah CSR dari ASTRA MOTOR YOGYAKARTA ini yang tentu menambah khasanah dunia perkopian yang selama ini mungkin hanya dikenal kopi Lampung, Gayo, Kintamani dll. Saya yakin kedepan akan lebih bisa dikenal dan dicintai oleh para pecinta kopi, khususnya yang berada di Jogja. Bahkan impian saya kedepan, kawasan Nagrong akan berubah semua menjadi sentra kopi, menggantikan tanaman tembakau yang saat ini lebih dominan, saya yakin hal ini kelak bisa terwujud. Satu hal lagi anugerah dari kopi ini adalah madu dari nektar bunga kopi, jadi kelak jika kebun kopinya luas, akan ada peternah lebah yang menggembalakan box-box rumah lebahnya di area kebun kopi yang sedang berbunga, lebah akan menyedot nektar bunga kopi, sehingga akan menghasilkan madu KOPI. Kopi berbunga sekali setahun pada bulan Desember.
Akhirnya sampai waktunya untuk kita pulang dalam kondisi hujan lumayan deras, karena rute pulang kita lewat Boyolali, maka kita tidak lupa mampir ke soto seger. Ternyata memang seger dan enak.

Saat pulang dari lokasi soto, kebetulan saya agak lama mempersiapkan memakai mantrol dan meyiapkan HP andoid saya yang saya bungkus plastik lalu saya taruh di holder di setang ADV yang saya pakai, ini karena kondisi hujan. Tidak lupa saya pasang colokan charger lighter untuk HP saya karena tadi baterainya tinggal sedikit, baru ingat inilah salah satu lagi kelebihan dari ADV yang setangnya telanjang sehingga bisa dipasang holder HP yang biasanya untuk dipasang di sepeda gowes, kelebihannya lagi ada fitur colokan 12 Volt yang bisa untuk charger HP saat mesin hidup, sehingga sangat berguna saat turing jauh begini, tidak takut HP kehabisan baterai di jalan. Bayangkan saja saat butuh tracnking maps jalanan karena buta wilayah, tapi hp mati karena kehabisan baterai, saya pernah mengalami hal ini saat pakai motor laki yang tanpa colokan charger.
Saya sengaja pakai GPS untuk tracking dari lokasi soto segar Boyolali, Hajah Fatimah, sampai ke Astra Motor Yogyakarta di kawasan Jombor Jogja. Rombongan utama sudah jalan duluan, kami tertahan saat mau menyeberang jalan sehingga ketinggalan rombongan utama, untunglah saya sudah antisipasi dengan tracking jalur dengan GPS HP tadi. Walau kondisi hujan tapi layar hp masih bisa terlihat dari balik pembungkus plastik. Saya benar-benar mengandalkan fitur GPS di HP ini, dan ternyata beberapa jalan ada yang lumayan berlubang dan jelek, tapi dengan santai dan yakin, bisa dilalui oleh tangguhnya ADV 150, benar-benar jalur pulang ini secara tidak sengaja sangat sesuai untuk ADV 150. Saya secara ektrem melewati jalan jelek dan jika ketemu lubang yang tidak terlalu dalam, maka saya trabas saja, jujur asyik banget saat melibas jalanan lubang yang banyak airnya, kenakalan masa kecil jadi timbul, tapi saat mendadak ketemu lubang yang berbahaya, maka dengan rem depan ABS, dan belakang yang pakem juga, saya sangat percaya diri mendadak mengerem, lalu manuver menghindari lubang, ban ADV yang dual purpose sangat mumpuni untuk kondisi ini. Saya menjadi semacam road captain di depan, dengan tiga ADV yang mengikuti. Andai saya sendirian, saya bisa lebih cepat dan ganas melalui jalan pulang ini, berhubung punya tanggungan tiga ADV di belalang, maka sering kali saya terpaksa harus pelan menunggu, agar tidak meninggalkan mereka. Perlu saya tegasakan bahwa bukan juga hal mudah jalan memakai GSP, saya dulu sering berlatih di jalanan yang bahkan saya lalui sehari hari, agar saya paham apa dan matching dengan yang dimau oleh maps. Paling aman pilih mode MOBIL, sehigga hanya akan disarankan oleh maps untuk jalan yang bisa dilalui oleh mobil saja, kalau pilihannya MOTOR, maka bisa jadi akan ada lebih banyak jalan alternatif, ini yang akan bikin bingung jika belum pernah latihan memakai GPS saat riding.
Akhirnya Alhamdulillah sekitar jam 17:33 WIB saya dan tiga ADV dibelakag saya, tiba dengan selamat di ASTRA MOTOR YOGYAKARTA, ternyata kami lebih dulu sekitar 25 menit dari rombongan utama yang tadinya meniggalkan kami. Ternyata mereka agak tersesat dan muter-muter di sekitar Klaten, karena road captain tidak melengkapi dengan tracking maps GPS.


Posisi finish di 1.798 KM, dikurangi posisi di Desa Nagrong 1.731 KM, jadi jarak pulangnya adalah 67 KM, lebih pendek dari jarak berangkat yang 83 KM. Sehingga total perjalanan ini adalah 150 KM.
Filed under: AHM Honda, Bisnis, Koboys, Kuliner, Sepeda Motor, Travelling | Leave a comment »
You must be logged in to post a comment.