Saya tulis ini bukan untuk menjelek-jelekkan, bukan untuk menghakimi, tetapi sebagai sumbangan pemikiran agar hal yang menimpa anak saya tidak terulang lagi. Walah serius banget…….
Ceritanya kemarin pada tanggal 16 Maret 2008 anak saya ikut lomba melukis di TK Budi Mulia Dua Sedayu (Jl. Wates KM 11). Lomba dimulai dari pukul 8.00 wib dan panitia membacakan aturan yang salah satunya bahwa pendamping tidak boleh mendampingi anak, jika ketahuan maka akan di diskualifikasi. Maka anakku saya biarkan melukis sendiri tanpa saya dampingi dan saya nunggu di luar ruangan. Akan tetapi masih banyak pendamping/orang tua yang tetap bersama anaknya dari awal lomba sampai akhir lomba.
Ditunggui atau tidak ditunggui bagi saya itu tidak masalah, saya punya alasan kuat untuk tidak menunggui anak saya dalam setiap lomba karena untuk melatih kemandirian dan kejujuran anak saya. Yang jadi masalah adalah kejujuran panitia lomba. Dilihat dari hasil lukisan peserta lomba yang teknik melukis serta mewarnainya selevel anak saya, hanya ada 4 sampai 6 lukisan, termasuk anak saya.
Kejuaraan terdiri dari juara 1 sampai harapan 3 jadi ada 6 lukisan yang terpilih. Anak saya, saya dan juga orang-orang yang melihat sudah yakin anak saya dapat juara. Tapi pas pengumuman hasil lomba betapa kagetnya ternyata anak saya gak dapat kejuaraan walau cuma harapan 3. Orang-orang juga kaget kok bisa, dan menyuruh saya untuk menanyakan ke panitia siapa tahu salah. Kepada panitia saya meminta untuk menunjukkan hasil lukisan peserta lomba yang dapat juara. Mau tahu apa jawabnya? Begini jawabnya: “Hasil lukisan sudah menjadi hak panitia dan rahasia yuri serta panitia.” Saya bilang lagi “Saya cuma mau lihat aja, masak tidak boleh, bener bener rahasia po?” Dan memang tidak boleh melihat hasil-hasil yang juara.
Menurut saya ini sungguh aneh panitia merahasiakan hasil lukisan peserta lomba. Dari perlombaan lukis yang menghargai kejujuran seharusnya mau menunjukkan gambar atau lukisan ini lho yang juara, lha.. yang ini sangat rahasia, ada apa ya gerangan?
Sekalian ini pengalaman ikut LOMBA MEWARNAI DI SAPHIR SQUARE tanggal 20 Maret 2008, memang disini orang tua boleh mendampingi, yah namanya mendampingi tentu sambil bantu-bantu anak mengarahkan, tetapi karena semua orang tua mendampingi, jadinya ya gak apa-apa. Di sini begitu juaranya diumumkan, maka langsung juga memamerkan hasil karya lukisan atau mewarnainya. Jadi semua yang hadir bisa tahu yang juara 1 sampai harapan 2 lukisan/mewarnainya seperti apa, dan semuanya bisa menerima dengan senang hati.
Ikut lomba mewarnai atau melukis memang ada trik-trik tersendiri, antara lain:
1. Melukis harus sesuai denga TEMA dari panitia.
2. Akan lebih baik jika tahu jurinya siapa saja, ini untuk mensiasati juri, karena juri misal dengan aliran lukisan A, maka otomatis dia akan senang dengan lukisan yang sesuai aliran dia.
3. Lukisan harus beda dan spesifik.
Filed under: Keluarga
…ternyata ketidak puasan dan ketidak adilan senentiasa ada dimana saja.pengalamanku -sebagai juri lomba lukis pada saat menyampaikan hasil lomba sekalian mamerkan hasil karyanya. yang membuat aku kecewa kalau menilai belasan karya yang hampir sama dari anak2 yag ikut dalam satu sanggar lukis seperti di pola…..
walah, mas, njenegan tiyang jogja to, sugeng nepangaken aziz, saking wates jogja, pernah jadi arek jatim, trus terdampar ten karawang jabar
http://azizyhoree.wordpress.com/
salam kenal mas bro 🙂 sekarang tinggal dimana?
domisili karawang jabar mas, tp 3minggu sekali balik wates, coz. anak istri masih di wates, baru habis lebaran ini saya ajak rantau 😀
nanti lebaran komengtator jogja mau ketemuan sama mas Elsa barto dll, mau ikut????
ini namanya siapa ya.kok kaya teman anak saya.anak saya juga dulu TKnya disitu namanya siapa?
anak sya bukan TK sini mbak 😀