Bulan penuh sumbangan

Hidup berumah tangga itu bisa dibilang masalah berat adalah saat bulan-bulan orang pada punya hajat, dari pernikahan, kelahiran bayi, sunatan dll. Bisa jadi kalau dihitung sekitar 10 sampai 20 hajatan yang harus dihadiri. Itu artinya harus nyumbang antara 20ribu sampai 50ribu, ini standar rata-rata yang umum.

Tapi yang ingin menikah, jangan lantas takut dengan hitungan-hitungan sumbangan saat sudah berumah tangga, rejeki sudah ada diatur yang DIATAS.

Panen keponakan

Bulan ini saya panen keponakan dari rekan-rekan kerja saya. Sudah 2 dua teman sekantor yang istrinya barusan minggu ini melahirkan, teman tvOne yang kerja di Transmisi semarang tetapi rumahnya di Jogja, istrinya juga melahirkan. Dan masih ada satu lagi teman sekantor yang tinggal menunggu saat kelahiran istrinya.

Total keponakan tambah 4 orang. Alhamdulillah.

Menunggu tarif murah data volume base dari ESIA

Mau tidak mau sekarang ini operator CDMA dan GSM harus bersaing juga dalam menggelar layanan data internet khususnya berbasis VOLUME. Kenapa VOLUME BASE begitu penting? Karena secara phycologis (wah gimana nulisnya) pengguna lebih merasa aman dengan paket berdasar volume ini.

Dapat dijelaskan sebagai berikut, saat membuka email, membaca, menulis balasan, semua itu butuh waktu. Jika kita memakai Volume Base, maka waktu kita tidak terbatasi, selama apapun kita membaca dan menulis balasan email, tentunya enggak masalah, karena ngenetnya berdasar volume data yang kita ambil atau kita kirim.

Contoh lagi saat menulis blog seperti ini, ya nyantai saja, tidak diburu waktu, karena saya memakai volume base juga.

Saat ini sesungguhnya saya sedang menunggu dan berharap ESIA mengeluarkan paket data volume base yang murah meriah, maklum di kantor ada BTS esia baru, kan luamayan terjamin koneksinya kalau deket BTS. Sebenarnya ada juga BTS Fren dekat kantor, tapi mana tahan tarif datanya yang Rp. 5/KB. Mending pakai IM3 atau AXIS.

Ketika mertua sakit

Tanggal 26 Juni 2008, bisa jadi kebahagian dan kesedihan bertumpuk menjadi satu dalam keluarga kami.

Bahagia karena anak pertama saya bisa diterima di SD unggulan Di Wilayah Kabupaten Sleman yang hanya ada 5 SD unggulan. Sedih karena bapak mertua saya sakit dan harus opname di rumah sakit. Begitulah kehidupan, silih berganti, senang sedih.

Mertua saya punya 1 sapi, 3 kabing, beberapa bebek dan ayam, juga menggarap sendiri sawah 10 tempat, sungguh kegiatan yang padat dan tentu melelahkan bagi seorang berusia 66 tahun, tapi begitulah kehidupan mertua dari dulu, senang bekerja keras, mungkin bagi mertua saya hal tersebut merupakan hiburan untuk mengisi hari tua setelah pensiun dari profesi guru SD. Saat mertua sakit, bener-bener kelabakan saya, akhirnya sapi langsung dijual ke pedagang langganan, kambing dipelihara saudara dengan sistem bagi hasil, sedangkan bebek dan ayam masih bisa dipertahankan, karena cukup diberi pakan sisa-sisa makanan.

Alhamdulillah akhirnya tanggal 7 Juli 2008 mertua sudah diperbolehkan pulang.

Gak terasa anak mbarep sudah masuk SD

Anak pertama saya cewek, namanya Labibah Salwa Kaltsum. Nama adalah doa, dan arti dari nama anak saya kurang lebih adalah: Seorang wanita yang cantik, pintar pandai dan berguna bagi sesama. Alhamdulillah doa saya dikabulkan Allah, anak saya ini cepat sekali menangkap pelajaran atau sesuatu yang diajarkan padanya, sudah 7 piala melukis dan mewarnai dikoleksinya, dan juga juara kedua sempoa yunior.

Sekarang anak saya sudah lulus TK, dan sudah diterima di SD Negeri unggulan di wilayah Godean, Sleman. Karena SD ini unggulan, maka pendaftarannya lebih dulu dari SD yang biasa. Pendaftaran tanggal 23 dan 24 Juni 2008, tanggal 25 Juni 2008 ada serangkaian test wawancara, baca, tulis dan hitung. tanggal 26 Juni 2008 pengumuman, dan Alhamdulillah anak saya diterima dengan rangking 24 dari 80 siswa yang diterima, dengan nilai 84,5. Nilai tertinggi 104,0 dan nilai terendah 61,0. Ternyata piagam dan sertifikat kejuaraan bisa menambah nilai, itulah sebabnya ada yang bisa 104,0.

Untuk masuk SD unggulan ini, bisa membaca, menulis dan berhitung adalah mutlak harus dikuasai anak, sehingga banyak sekali orang tua yang memprivat anaknya untuk bisa membaca menulis dan berhitung. Karena bundanya guru SD, maka anak saya cukup diajari bundanya, lumayan irit ongkos tidak perlu privat ke orang lain.

Saat test, kata bunda (saya sendiri terpaksa tidak bisa menunggui) anak saya hanya butuh 15 menit untuk mengerjakan soal yang diberikan, tentu saja bundanya yang di luar ruangan panik, tetapi karena anak saya memang sudah selesai, maka anak saya tenang-tenang saja. Meskipun sudah selesai tetapi anak tidak boleh meninggalkan ruangan, maka anak saya harus menunggu selama lebih dari 30 menit sampai waktu selesai.

Sekarang tinggal orang tua yang harus keluar biaya seragam 400ribu, buku-buku 200ribu, dan biaya pengembangan 500ribu. Sebenarnya jumlah yang sedikit jika dibanding SD favorit lain di kota jogja yang denger-dengar bisa habis minimal 10juta.

Selamat anakku, selamat belajar dan berjuang, semoga tercapai cita-citamu untuk menjadi dokter.

Malas mencatat, di foto saja!

Kadang kala kita harus mencatat sesuatu, dan itu sungguh membosankan, belum lagi kita belum tentu membawa alat tulis dan kertas. Contohnya kadang di sekolah TK anak saya sering ada pengumuman-pengumuman penting di white board yang harus diingat bahkan harus dicatat.

Kalau saya langsung saya, bermodal HP SE K750i yang sudah 2MP kameranya, maka saya potret saja. Jepret, selesai. Bahkan ini bisa saya arsip di folder anak saya, karena di laptop saya semua yang anggota keluarga saya beri folder sendiri-sendiri untuk memudahkan pengarsipan dan memudahkan bila mencari hal-hal yang sudah saya arsipkan, bisa foto, tulisan dll.

Saat bekerja pun saya sangat terbantu dengan kamera di HP, saya cukup potret metering kondisi pemancar selama 4 menit, padahal jika dicatat manual bisa makan waktu 15-30 menit di dalam ruang pemancar yang suhunya kurang lebih 20 derajat celcius, bisa kedinginan dan jadi sakit bila kondisi badan kurang fit. Setelah itu langsung saya pindah ke laptop, nah tinggal mencatat secara manual di ruang kantor, diluar ruangan pemancar.

Jogja Semarang PP naik motor bebek

Tanggal 25 Juni 2008 saya harus sampai di semarang pukul 09:00 untuk suatu urusan, dan saya terpaksa naik motor bebek saya agar bisa datang tepat waktu. Saya berangkat dari rumah saya di jogja pukul 05:40 pagi, tidak lupa sebelum berangkat, spedometer pada Honda kharisma (kesayangan saya atau lebih tepatnya terpaksa saya sayangi karena punyanya motor ya baru Honda kharisma ini), saat tadi saya lihat menunjukkan angka 70.850,7 KM.

Cuaca pagi hari tentu dingin, ditambah adanya kabut yang lumayan tebal sehingga pandangan ke depan menjadi terbatas juga, akhirnya saya hanya berani lari 40kpj saja. Kabut semakin tebal selepas Pasar Godean, dan mulai menipis saat sampai di daerah Tempel, hal ini dibantu dengan munculnya Mentari (Matrix, IM3 dan Starone enggak muncul, walah).

Sampai daerah Muntilan jalan mulai bergelombang. Memang jalannya aspal halus, tetapi anehnya bergelombang, pokoknya bikin perut mules. Jalan mualai rame saat memasuki kota Magelang, lagi pula jalannya agak menciut, ditambah adanya bis dan truk besar yang lewat.

Saya hanya berhenti sekali di POM bensin selepas kota Magelang, untuk (maaf) buang air kecil setelah tadi kedinginan dan tergunacang-guncang jalanan yang bergelombang. Setelah itu jalan terus sampai ke Semarang.

Ada lagi jalan sempit yang menyebabkan lalu lintas melambat, bootle neck kata orang pinter. Ini terjadi di pasar Ambarawa. Namun setelah lolos dari pasar Ambarawa ini, maka jalan relatif lebih luas tanpa macet.

Jam 08:30 sakhirnya sampai juga saya ke tujuan di kota semarang, sempat mondar-mandir karena salah jalan, padahal kemarin sudah beli Peta dan saya hapalkan, tetapi tetap saja meleset.

Jam 14:20 say meninggalkan kota Semarang untuk balik ke Jogja. Sampai rumah sudha jam 17:15 dan tidak lupa kulihat spedometer ternyata menunjukkan angka 7.1076,9 KM, sehingga total perjalanan hari ini naik motor adalah 226,2 KM pulang balik. Atau sekitar 110 KM sekali jalan. Lumayan juga, lumayan penatnya.

catatan terburuk itu, lebih baik dari ingatan terbaik sekalipun

Dalam menulis blog ini, judul diatas juga menjadi pegangan saya.  Jadi saya benar-benar kadang hanya menulis apa-apa yang terjadi pada kehidupan saya. Mungkin saat ini tidak begitu terasa kegunaannya, tetapi saya yakin suatu saat akan ada gunanya juga.

Salah satu contoh misalkan saya hari ini menulis tentang anak saya yang giginya tumbuh satu. Kelihatannya enggak begitu penting, tetapi sebenarnya penting juga, paling tidak suatu saat saya bisa baca-baca lagi, oh ternyata saat usia sekian tahun, anak saya giginya baru tumbuh menggantikan gigi susunya. Juga anak saya besok saat sudah besar, bisa membaca-baca pula hal-hal yang ada hubungannya dengan dirinya, yang telah saya tulis di blog saya ini.

Saya sangat menyadari keterbatasan memory otak saya, sehingga segala sesuatunya saya catat. Bahkan setelah punya laptop, rasa-rasanya 75% memory saya, saya taruh di laptop, saya hanya perlu 25% untuk mengingat hal apa saya taruh di Folder apa dan saya beri judul file apa.

Yang paling penting bagi saya adalah menyimpan password-password saya, saya enggak percaya pada diri saya sendiri kalau saya sekedar mengingatnya. Saya punya account Gmail dua buah, yahoo mail satu buah, siemensxp, jobsdb, email kantor, forum ponsel, indokarlmay, dan semua passwordnya berbeda, jadi saya tetep menulisnya, sehingga jika sewaktu-waktu lupa bisa membuka catatan.

Ingatan terbaik kadang juga bisa error dan hilang, tetapi catatan dengan tulisan ala kadarnya akan bisa jadi menjadi hal yang berguna yang akan sangat kita syukuri karena kita pernah mencatatnya. Jadi biasakan mencatat.

listrik 3 fase, cos phy, MCCB, genset

Saat pertama kerja di transmisi TV, saat itulah saya baru mengenal listrik 3 fase. Maklum meskipun saya kuliah elektro, tetapi lebih konsentrasi ke bidang Telekomunikasi. Pernah mendapat kuliah Listrik Ketenagaan, hanya sekitar 5 SKS, dasar banget.

Kemudian kenal yang namanya MCCB. Dulu ngertinya cuma MCB kecil-kecil berkisar 2 amphere yang dipasang di rumah-rumah tangga pada umumnya, tetapi saat di tempat kerja, walah ada MCCB yang 250 Amphere. Pertama liat ya heran, mungkin salah saya juga dulu saat kuliah gak merhatikan dosen.

Genset yang segede gajah, juga baru megang saat kerja.

Dan baru akhir-akhir ini berurusan dengan cos phy. Pontang panting nanya teman-teman yang dulu bidangnya Ketenagaan arus kuat, juga nyari-nyari via google.

Anda yang baca ini juga pasti bingung, karena memang saya hanya menceritakan kebodohan dan ketidak tahuan saya, jadi bukan menjelaskan apa-apa dari judul yang saya tulis diatas. Maafkan saya.

udara kota memang panas

Saya kerja pergi pulang naik motor, menempuh jaran 70km PP. Rute yang saya lalui agak aneh juga, yaitu rumah saya di wilayah Sleman paling selatan, terus saat berjalan ke arah kota jogja yaitu arah timur, maka akan melewati wilayah kabupaten Bantul, lalu masuk wilayah Kotamadya Jogja, lalu masuk lagi wilayah Bantul dan Sleman secara bergantian, sampai di Bukit Hargodumilah juga masih wilayah Bantul, lalu baru masuk wilayah GunungKidul. Hanya wilayah KulonProgo saja yang tidak kulewati. Memang agak aneh kok batas wilayah antara Sleman, Kodya, dan Bantul.

Yang menjadi perhatian saya adalah saat berangkat pagi hari, nanti akan terasa udara menjadi dingin secara ektrem saat berada selepas Piyungan, sudah berada di jalan naik berkelok-kelok, agak tepatnya di atas tikungan Bokong Semar, nah disitu udara yang terasa langsung lebih dingin dari saat tadi berkendara di kota.

Terus saat pulang kerja, maka udara akan terasa berubah dingin saat memasuki wilayah selepas Gamping. Begitulah tubuh saya harus menerima perlakuan suhu yang berubah-ubah baik di tempat kerja ataupun di jalan. Udara kota memang panas bagi tubuh orang ndeso seperti saya ini.

%d bloggers like this: