Entah ini adalah feeling saya saja, bahwa era penyiaran TV digital akan lebih cepat diaplikasikan di Indonesia. Pilihan pemerintah sudah jelas yaitu pilih standard DVB-T dari eropa.

Jadi ingat saat RCTI pertama kali dulu siaran di UHF, sedangkan mayoritas pesawat tv penerima saat itu adalah bekerja di VHF, tetapi justru hal ini membuka peluang bisnis, banyak bermunculan akhirnya tuner UHF yang ditambahkan ke rangkaian TV VHF agar bisa menangkap siaran RCTI.

Begitulah, sebenarnya pemerintah saya kira enggak perlu ragu untuk segera mendorong penyiaran ke digital teresterial, artinya mulai sekarang pemancar TV harus dual mode (wah kayak HP saja), yaitu yang analog tetap memancar, tetapi ditambah dengan pemancar digital. Saya kira nanti akan segera muncul alat-alat digital to analog converter atau lebih dikenal dengan istilah SET TOP BOX, agar bisa menangkap siaran digital tetapi ditampilkan di TV analog yang sekarang ini dimiliki oleh masyarakat umum.

Dengan catatan bahwa siaran digital memang lebih baik secara kualitas, juga bisa menghadirkan fitur-fitur tambahan yang memungkinkan penonton bisa lebih interaktif, maka orang akan rela untuk membeli set top box seharga range Rp. 100ribu sampai Rp. 200ribu. Sekarang lihat saja berapa banyak orang yang beli HP canggih yang kaya fitur, tetapi akhirnya hanya sebatas bangga-banggaan saja, tidak bisa memanfaatkan fiturnya dengan maksimal, karena memang kebanyakan orang bahkan tidak tahu apa sih kebutuhannya dari sebuah HP. Balik ke TV lagi, nanti pasti akan ada gelombang bangga juga, istilahnya kalau belum punya alat yang bisa nangkap siaran TV digital, maka akan merasa ketinggalan jaman. Lha wong tanaman Gelombang Cinta yang jutaan saja dibeli kok, hanya karena faktor perasaan.

Bagi pehobby elektronika, saatnya anda mulai mempelajari peralatan SET TOP BOX agar jika saatnya penyiaran teresterial TV digital dimulai, anda sudah punya barang untuk dijual, Bakal laris manis deh.

Filed under: Televisi