Galaunya istriku yang GTT lulusan S1 pendidikan matematika UNY

Saat ini sedang rame-ramenya di Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul, para pencari kerja untuk persiapan mendaftar PNS sesuai lowongan yang ada. Karena istriku S1 pendidikan matematika IKIP Karangmalang [UNY], maka lowongan yang ada adalah guru SMP dan SMK. Lucunya ada peraturan bahwa untuk guru kelas SD harus lulusan PGSD (pendidikan guru SD). Otomatis istri saya tidak bisa ikut daftar yang lowongan guru SD.

Saya sedikit mengerti sekarang bedanya WALI KELAS dan GURU KELAS SD. Semua guru mungkin bisa saja menjadi wali kelas, tetapi tidak untuk menjadi GURU KELAS DI SD. Seorang guru kelas di SD harus menguasai semua mata pelajaran untuk kelas yang dipegangnya. Begitukah? Kenyatannya istri saya yang lulusan S1 Pendidikan Matematika UNY selama ini menjadi guru honor, atau istilahnya GTT [guru tidak tetap], kasarnya adalah guru tapi bukan PNS. Kalau masalah honor sih TETAP, maksudnya tetap dibawah UMP meskipun itu sudah dimaklumi istri saya. Ternyata istri saya bisa juga tuh menjadi GURU KELAS di KELAS I SD. Padahal menurut pemikiran saya, di SD itu yang paling berat justru di kelas I dan di kelas VI, mengapa? karena di kelas I adalah dasar dari awal pelajaran membaca dan berhitung. Lalu di kelas VI adalah output terakhir menuju sekolah selanjutnya yaitu SMP, kalau hasil UNAS kelas VI bagus maka citra SD akan terangkat, SD jadi lebih laku dan masyarakat berbondong-bondong menyekolahkan anaknya ke SD tersebut.

Kanyataan lainnya adalah, bahwa untuk kelas IV keatas jika matematika dipegang oleh GURU KELAS, maka sang guru lumayan keteter, akan lebih bagus jika untuk kelas IV keatas sudah per bidang studi sesuai dasar kecakapan guru berdasar ijasahnya. Saya yakin masih ada SD yang memakai model GURU KELAS, tapi banyak juga yang sudah menerapkan model seperti SMP, SMA yaitu misal hanya guru lulusan matematika yang mengajar matematika, dst. Dan yang model terakhir rasanya lebih bagus.

Kembali ke masalah PGSD, sampai saya menulis ini, saya belum tahu apakah istri saya besok bisa mendaftar untuk lowongan guru SD, atau memang terhambat atauran harus lulusan PGSD. Rasanya kok tidak bisa, dan rasanya menjadi seperti sia-sia perjuangan istri saya menjadi guru honorer selama ini, tetapi semoga saja tidak demikian nanti yang terjadi.

Leave a Reply

%d bloggers like this: