pengalaman pengalaman masa kecilku

Selalu saja, RASANYA BARU KEMARIN jadi balita, rasanya baru kemarin sekolah TK, rasanya baru kemarin Sekolah SD, rasanya baru kemarin Sekolah SMP. Kalo SMA mah sudah bukan masa kecil.

Begitulah adanya bahwa waktu terasa cepat berlalu. Masa kecil saya dulu adalah komposisi dari 50% bermain, 25% tidur, dan 25% sekolah. Benar sekali bahwa sebagian waktu kecil saya hanya untuk-bermain, dan bermain. Saya hidup diera, listrik belum masuk desa, komputer belum ada [apalagi laptop], hp belum ada/bahkan AMPS pun belum ada, video game belum ada, hanya TV saja yang sudah ada, itupun saat saya sudah SD baru sekitar 3 orang tetangga yang punya, hitam putih lagi, listrik masuk desaku kira-kira aku kelas 4 SD. Masa kecil saya adalah bermain, bermain dan bermain, selalu saja ada permainan yang bisa dimainkan, baik sendiri atau rame-rame dengan teman. Rasanya saat itu saya tidakditarget harus belajar ini itu misalnya agar masuk sekolah faforit, tidak ada tuh kursus sempoa, kursus musik, les matematika, les inggris, dll.

Satu persatu akan saya coba ingat-ingat lagi apa saja permainan yang dulu saya lalui dan kerjakan semasa kecil.

MANDI DI KALI

Karena rumah saya dekat banget dengan kali/sungai, maka mandi di kali adalah permainan yang sangat menyenangkan, main salto dari atas kali, renang kesana kemari, menagkap ikan di bendungan, membuat rakit dari beberapa batang pisang. Sungai saat saya kecil memang masih bersih dan dalam, banyak KEDUNGnya [tempat tertentu yang lebih dalam dari lainnya]. Sekarang jauh sekali, sungai sudah kotor dan dangkal. Ah benar juga ramalan Ronggowarsito; KALI ILANG KEDUNGE.

SEKONGAN

Ini adalah permainan oleh banyak anak, sekitar 10 anak. Satu orang jaga, yaitu menjaga Sabut Kelapa kecil yang bisa disepak kaki, nanti yang jaga harus mencari teman-temannya yang bersembunyi, kalau yang sembunyi terlihat oleh yang jaga maka disebut namanya, misal namanya Bagong, maka diteriaki DOR BAGONG, tetapi harus juga tetap menjaga sabut kelapanya agar tidak disepak oleh teman yang sembunyi. Bisa saja terjadi sudah 7 anak ketahuan persembunyiannya, tetapi karena yang jaga terlena, maka ada yang menyepak sabut kelapa, maka yang 7 orang tadi bisa bebas, dan sembunyi lagi. Seru pokoknya.

GANEPO

Ini mirip sekongan, tetapi Sabut kelapa diganti dengan pecahan genting [kreweng] yang ditumpuk-tumpuk. Pertama main KREWENG ditumpuk, lalu dari jarak tertentu digampar dengan batu, jika kena dan runtuh, maka terus bersembunyi, sedang yang jaga harus menumpuk KREWENG lagi sampai sempurna, baru kemudian mencari teman-temannya yang sembunyi.

MAIN KETAPEL

Pertama kita sekelompok anak bisa 4 sampai 5 orang membuta ketapel, dari karet yang dipakai untuk konter sepeda kumbang. Lalu setelah jadi terus mengembara jalan-jalan misal sepanjang tepian sungai, ke sawah dan gumuk-gumuk (semacam bukit kecil) yang banyak ada di persawahan selatan dusun saya. Acara permainan ini lebih banyak jalan-jalan senengnya ketimbang beneran cari burung, sehingga kadang saya dan teman-teman sama sekali tidak mendapatkan burung apapun, disamping memang susah sekali membidik burung dengan ketapel.

MENUNGGU KERETA API LEWAT

Dusun saya dekat dengan jalur kereta api, kurang lebih 1 KM berjalan ke selatan, biasanya saya dan teman-teman senang sekali melihat kereta api, disamping itu ada kegiatan lainnya, yaitu membuat pisau kecil dari paku besi yang paling besar ukurannya. Caranya paku dipasang diatas rel kereta api, maka paku akan terlindas roda kereta, dan tentu saja menjadi gepeng mirip pisau.

MENCARI BELUT

Di Utara dusun saya ada perkebunan tebu milik PG Madukismo, umumnya menanam tebu dibuat parit-parit kecil seukuran SETRIP [ ALAT MIRIP CANGKUL, TAPI LURUS], nah di parit-parit kecil ini banyak belutnya, cara menangkapnya dengan mencegat dengan membuang lumpur dari dua sisi berlawanan, sehingga lama-lama terus ketengah, sehingga belut tidak bisa lari lagi. Selinganya tentu saja makan tebu, eh lebih tepatnya nyuri tebu untuk dimakan.

MEMBUAT BEDIL DARI BAMBU

Ini yang paling seru, membuat bedil/senapan dari cabang bambu. yaitu cabang bambu yang kecil dipotong sekitar 30 CM, lalu dibuatkan penyogoknya dari bambu juga, tak lupa batang bambu diberi LOOP atau corong, yang terbuat dari bambu juga di ujung atas, ini untuk membuat suaranya menjadi keras. Biasanya bisa tumpuk 3 sampai 4 buah bambu yang makin keujung tentu saja makin besar diameternya. Untuk pelurunya biasanya dipakai dari butiran bakal kembang MANDING/LAMTORO yang memang bentuknya bulat-bulat. Seru sekali, setelah semua teman bedilnya jadi dan berfungsi, maka dilanjutkan acara PERANG-PERANGAN.

ANGON KEBO/MENGGEMBALA KERBAU

Tetangga yang punya kebo, tetapis saya sering ikut saat digembalakan, saat disawah saya biasa naik kebo, berjalan kesana-kemari nurut saja sama si kebo. Asyik juga, hayo siapa yang pernah naik kebo, pasti jarang-jarang ada kan.

TAWURAN ANTAR DUSUN

Ini sih bukan permainan, tetapi memang saya alami waktu kecil, biasalah ada geng-gengan dan berkelahi antar satu geng-dengan geng lainnya, kalo membayangkan sekarang ngeri juga, gimana tidak, kadang kita lempar-lemparan batu ramai sekali, pernah kepala saya benjut terkena batu.

MENCARI JANGKRIK

Ini biasanya saat musim kemarau, sawah-sawah di sekitar dusunku ditanami Kedelai, maka disitulah di tanah yang merekah, banyak jangkrik bersembunyi, biasanya hanya di hentak-hentak pakai kaki saja nanti akan keluar, atau kalau tidak di intai dulu bunyinya, setelah yakin posisi jangkrik di lobang yang mana, maka baru dicari. Kami biasanya membuat ketupat untuk tempat menyimpan jangkrik sementara. Tetapi setelah di rumah dibuatkan kandang dari susunan bambu yang seperti stick mie ayam, yang dibentuk saling tumpuk membentuk kotak, tentu saja ukurannya sedemikian rupa sehingga jangriknya tidak bisa muat untuk keluar dari kandang. Kalau malam jangkrik bernyanyi bareng, bisa meriah suasananya. Konon tikus juga menjadi takut karena suara jengkerik.

Mencari woh salam / Buah Salam

Buah Salam ini buah dari pohon salam, jika belum tahu, maka jika masak bubur biasanya di beri daun salam bisar gurih rasanya. Nah buah salam ini rasanya manis agak kecut, warnanya merah, yang matang sekali cenderung kehitaman. Buah salam ini karena pohonnya rata-rata tinggi, maka hanya yang berani panjat pohon saja yang bisa mendapatkan banyak. Saya sih masuk kategori berani manjat, tapi tidak terlalu ektrim.

Magumpulkan BIJI KETEPENG

Mungkin ada juga yang tidak tahu bahwa BIJI dari pohon ketepeng, itu didalamnya kalau dipecah ada semacam kacangnya yang rasanya gurih sekali dimakan mentah-mentah, pokoknya enak sekali. Kebetulan di dekat sengai ada pohon ketepeng besar sekali, sehingga buahnya banyak yang jatuh. Cara memecahnya, buah ketepeng yang bentuknya pipih memanjang di berdirikan diatas alas batu, lalu dipukul pakai batu pula tepat dibagian tempat membelahnya, maka langsung pecah, dan isi didalamnya bisa utuh. Tetapi bagi pemula yang tidak mahir, biasanya pecah berantakan berikut isi didalamnya.

MAIN LAYANGAN

Pasti kalau yang satu ini tiap anak-anak pernah merasakan, kebangeten deh kalau masa kecil belum pernah main layangan.

MANCING BELUT DI SAWAH

Saat barusan tandur, istilah sawah yang barusan ditanami padi, maka inilah saatnya memancing belut di sepanjang pematang sawah. Caranya gampang saja, yaitu tingga menysuri pematang, dan mencari lubang persembinyian belut, begitu ada, maka pancing yang telah diberi umpan dengan cacing dimasukkan ke lubang, tidak begitu lama, jika memang belutnya ada, maka belut akan segera memakan umpan, dan tinggal acara tarik ulur saja, inilah seninya, kalau terlau rosa maka bisa jadi tali senar pancing akan putus, kalau enggak jika belutnya hanya terkena pancing di bibirnya saja, nanti akan lepas, dan hanya akan dapat cuwilan bibir belut saja di kail.

Sepakbola

Masa kecil tanpa main sepak bola dengan teman-teman, yach mana asik. Kadang saya malah main dengan teman-teman dari dusun tetangga. Pernah juga ikut lomba dengan hadiah enthok/Angsa, tapi saya tidak ingat saat itu juara apa enggak.

mencari jangkrik, mencing belut, angon kebo, main ketapel, nunggu kereta lewat

MEMBUAT MAINAN KERETA DARI KULIT JERUK BALI

Sisi kreatif, teknik dan seni benar benar ada pada saat membuat mainan ini. Biasanya bikin mainan ini pas ada kulit jeruk bali saja. Sebenarnya kadang saya juga bikin mobil mobilan roda empat pakai Bambu untuk sasisnya, dan rodanya pakai srandal jepit bekas, dibuat bundal, lalu diberi tongkat yang terhubung ke roda depan, sehingga bisa belak belok, kayaknya malah kontruksinya mirip mobil F1 jika sekarang. Ayik pokoknya.

No Responses Yet

  1. meh-meh podho…
    adus kali, nguluk-e layangan, sepur… omahku pabrik gulo-e kang

  2. @ Admin
    Yen wong jogja kemarin podo ra masuk akal, mosok limbah air pabrik gulo madukismo dienggo adus. aya aya wae. Yo malah gatelen.

Leave a Reply

%d bloggers like this: