Sistem skor penilaian penerimaan CPNS (imajinasi saya saja)

Saat ini di Yogyakarta dan Jateng sedang hangat-hanyatnya pendaftaran CPNS, didominasi untuk posisi, tenaga teknis, tenaga pendidikan, dan tenaga kesehatan, dengan rata-rata mensyaratkan minimal S-1 dengan IPK 2,75 dalam skala 4.

Sleman, Bantul, Kodya Yogyakarta, GunungKidul membuka lowongan CPNS, hanya Kabupaten KulonProgo saja yang tidak membuka lowongan CPNS, entah kenapa, mungkin sudah overstok PNS.

Sebagai catatan bahwa Kabupaten Sleman yang paling berorientasi IT/internet, pendaftaran awal harus via website www.slemankab.go.id, mengisi formulir secara online, setelah selesai tinggal di Print saja form pendaftaran yang sudah otomatis ada nomor pendaftarannya, kemudian baru memasukan berkas dengan syarat syaratnya berikut print out pendaftaran dari website tadi. Lalu pengumuman yang lolos administrasi juga melalui website, bisa didownload dalam format PDF, lengkap sekali, jadi tiap peserta bisa tahu berapa jumlah saingannya, dan siapa saja saingannya, kalau teman alumni sefakultas kan kenal.

Untuk Kabupaten Bantul, semuanya masih manual, dan menurut saya seharusnya meskipun manual tetapi paling tidak di website bisa di cek berapa saja yang sudah melamar. Tetapi di Bantul hal tersebut tidak ada. Coba saja buka www.bantulkab.go.id ada tidak.

Nah ini Kabupaten GunungKidul www.gunungkidulkab.go.id yang tim IT nya paling bagus menurut saya, karena tiap malam kita bisa mengecek jumlah pendaftar sampai hari ini berapa. Tapi untuk tanggal 28 November 2008, fasilitas ini tidak ada updatenya, mungkin karena saking banyaknya yang daftar pad tanggal tersebut, karena menurut berita di Koran KR, Kabupaten GunungKidul diserbu dari wilayah jawa tengah, khususnya klaten yang berbatasan langsung dengan wilayah GunungKidul di sebelah utara.

Andaikan tiap Kabupaten bisa mencontoh Sleman, maka tiap peserta bisa diketahui dengan jelas, berikut namanya. Ini penting karena saya yakin tiap peserta mendaftar di lebih dari satu kabupaten, walaupun nantinya hanya bisa ikut test di salah satunya saja. Tentu saja pertimbangan ikut test adalah memperhitungkan dari jumlah lowongan posisi yang ada, dibandingkan dengan jumlah pendaftar yang ada. Itung-itung peluangnya, harus bersaing dengan berapa kandidat.

Saya sekadar BERIMAJINASI menjadi panitia penerimaan CPNS, maka untuk posisi TENAGA PENDIDIK / GURU saya akan menilai sebagai berikut :

1. Penduduk asli kabupaten yang dilamar  [berdasar Akte kelahiran, bukan KK, bukan KTP]

    Sesuai kabupaten yang dilamar, maka skor adalah = 5

    Sesuai propinsi yang dilamar, maka skor = 3

    Dari luar propinsi, maka skor = 0

2. Ijasah tenaga pendidik

    Asli lulusan fakultas pendidikan [contoh lulusan IKIP Karangmalang/UNY], maka skor = 5

    Lulusan fakultas biasa yang lalu kuliah Akta IV, maka skor = 0 

3. Umur

    Umur ditambahkan berdasar umurnya, misal umur 31 tahun lebih 2 bulan, maka skornya 31,2

    jadi yang lebih tua, lebih berkesempatan diterima.

4. IPK

   Sudah jelas, rentang syarat minimal sampai maksimal yaitu dari 2,75 sampai 4

5. Test tertulis

    Sudah jelas skornya anggap saja total ada 300 soal, jadi nilainya rentang 0 sampai 300.

6. Tes kemampuan komputer dan IT

    Yaitu test menggunakan komputer, dari mulai menghidupkan, menggunakan aplikasi   office minimal word, excel, terus bisa menggunakan internet, punya email dan bisa email, syukur punya blog. Sampai mematikan komputer, semuanya dengan baik dan benar. Sebagai catatan, Kodya Yogyakarta melakukan test ini. Bagus lah, salut untuk Kodya Yogyakarta.

Skor test ini

Mahir semuanya = 10

Bisa word dan excel = 7

Bisa word saja atau excel saja = 5

Tidak bisa = 0

Jadi nilainya tinggi, karena yang seharusnya memang PNS itu tidak gaptek, biar bisa profesional dalam bekerja dan melayani masyarakat.

Test ini memang sulit dilaksanakan, yang paling aman memang yang diterima ditest, lalu kalau tidak bisa maka gugur, dan yang cadangan bisa naik untuk di test ini. Untuk namanya cadangan tidak perlu di sebutkan dalam pengumuman penerimaan. Dasar dari cadangan adalah murni skor test 1 sampai 5.

 

Contoh perhitungan skor.

Misal saya berdasar akte kelahiran adalah lahir di Sleman, dan memang punya KTP Sleman dan tinggal di Sleman, saya adalah lulusan Fakultas Pendidikan jurusan Elektro di UNY [IKIP KARANG MALANG], dengan IPK 3,03. Umur saya saat mendaftar adalah 29 tahun lebih 11 bulan. Dan saya mendaftar posisi GURU ELEKTRONIA di KABUPATEN GUNUNG KIDUL.

Test tertulis saya mendapat nilai 250.

Maka skor saya adalah sebagai berikut.

1. Daftar di kabupaten GunungKidul, tetapi aslinya dari Sleman, skor = 3

2. Asli lulusan dari kependidikan, maka skor = 5

3. Umur 29 tahun 11 bulan, maka skor = 29,11

4. IPK saya 3,03. Maka skor = 3,03

5. Test tertulis mendapat 250, maka skor = 250

Jadi total skor saya = 3+5+29,11+3,03+250 = 290,14

Lowongan posisi GURU ELEKTRONIKA di GunungKidul ada 5 posisi, dan setelah di rangking, ternyata saya ada di rangking 3, sehingga saya lolos menjadi CPNS. Tetapi tunggu saya masih harus melalui test kemampuan IT dan komputer, tetapi saya yakin untuk test ini saya lolos, karena memang sudah biasa memakai komputer untuk office dan internet.

Setelah melalui test komputer dan IT, dan benar juga hasilnya saya sempurnya, yaitu mendapat skor 10, wajar saja saya test bawa laptop sendiri, lalu laptop juga saya connect ke internet dengan modem 3.5G saya yang berisi kartu IM2. Saingan saya kebanyakan di bawah saya semua.

Sehingga skor saya sekarang adalah 290,14 + 10 = 300, 14.

Skor ini untuk 5 orang yang diterima, dirangking lagi, Alhamdulillah saya ternyata mendapat rangking 1. Dan ternyata untuk rangking 1 ini bisa memilih untuk penempatan di sekolah yang diinginkan. Maka saya memilih ditempatkan di SMK 1 Wonosari. Begitu seterusnya yang rangking 2 juga berhak memilih penempatan di sekolah mana, maka yang rangking 5 pasrah karena sudah tidak ada pilihan lagi, dan ternyata tinggal SMK di daerah Rongkop, jauh banget ke selatan. Tetapi untungnya si rangking 5 ini adalah putra asli GunungKidul yang ternyata juga berasal dari Rongkop juga, jadi pas juga.

Begitulah imajinasi saya untuk skor penerimaan CPNS. Kalau panitia yang beneran, mau transparan seperti saya diatas, ada data dan ada skornya secara jelas, maka dua jempol lah, sehingga yang tidak diterimapun bisa menerima dengan lapang dada. Kalau sistem penilaian tidak terukur, kan mudah saja diselewengkan oleh KKN.

Kesimpulan dari semua itu adalah sbb:

 PUTRA DAERAH ASLI YANG LAHIR DI KABUPATEN TEMPAT MENDAFTAR lebih dihargai [yaitu dengan skor lebih tinggi], ini adalah untuk lebih memberikan kesempatan lebih kepada putra daerah.

Lebih menghargai lulusan S1 dari kependidikan, mengapa? karena dari awal mereka kuliah di pendidikan, adalah sudah jelas cita-citanya untuk emnajdi guru dan pendidik, sedang yang lulusan fakultas bukan pendidikan lalu kuliah AKTA IV, kan perlu dipertanyakan komitmennya. Jadi point ini lebih menghargai lulusan kependidikan asli.

Soal umur, maka makin tua makin banyak skornya, ini untuk lebih memberi kesempatan yang lebih tua, karena yang lebih muda besok masih punya peluang di tahun berikutnya, yang tua kalau umurnya sudah tidak melebihi batas, kan tidak bisa mendaftar lagi.

IPK, jelas IPK yang tinggi tentu lebih dihargai, meskipun kadang yang banyak juga orang pintar dengan IPK tinggi tinggi yang tidak bisa bersosialisasi, tidak bisa organisasi. Tetapi memang baiknya pinter organisasi dan sosialisi, dengan IP asal aman, artinya IP diata 2,8 lah.

Test tertulis, ini menyangkut banyak hal, tentu juga test kejiwaan atau biasa disebut psikotest, karena orang akan Insya Allah kelihatan aslinya bisa dibaca lewat hasil psikotest ini.

Test komputer/IT. Ini adalah tuntutan profesional, karena dapat dipastikan bahwa sebagai PNS tentu akan bekerja memakai komputer/laptop, dengan program word, excel, powerpoint, bisa internet, bisa email, bisa nge-Blog.

Demikian imajinasi saya. Boleh setuju, boleh enggak, silahkan memberikan komentar dan masukan kalau mau menambah atau mengurangi.

Tul nggak??????????? Yang gak setuju pasti inginnya KKN saja.

No Responses Yet

  1. salam hangat…..

    keren boz opininya, juga realistis formula penilaiannya, andaikan saja bisa transparan seperti diatas, tentu masing2 pihak akan berhati lapang, tak ada yang bersinggungan, tak ada beban mental yg dikantongi dan dibawa pulang ke rumah. harapan saya pun demikian. namun saya hanya harap harap cemas saja akhirnya, mengingat sebelumnya saya tidak pernah mendengar transparansi seperti itu. uh… andaikan saja.

    namun untuk penilaian umur, saya juga masih bingung, apakah ada alternatif penilaian lainnya???(hehehe….harap maklum saya jg fresh graduate).

    saya rasa semua rentang umur lebih baik berhak dinilai atau mendapat kesempatan yang sama, karena menurut saya, cpns yg berusia muda ato fresh graduate mungkin lebih bersemangat dan berpengaruh positif pada kinerjanya, dan diharapkan juga sebaik calon yg berusia lebih tua. namun cpns yang lebih tua disatu sisi mereka tentu memiliki pengalamannya juga tak bisa dikesampingkan. sungguh pilihan yang berat.

    mungkin begini, menurut saya, mereka yg lebih muda berhak mendapatkan kesempatan yang sama karena dalam hal pengelolaan sdm, mungkin mereka lebih mudah dibina, dilatih dan diarahkan kepada visi dan misi yang diinginkan oleh instansi. mereka yg lebih muda juga mungkin cenderung ingin batasan2 atau status sosialnya lebih terangkat atau naik, dan ingin membuktikan bahwa mereka juga potensial, dengan menunjukkan peningkatan kinerjanya. sedangkan calon yang lebih tua mungkin pada akhirnya mereka hanya melakukan rutinitas biasa, karena dari faktor kondisi, umur dan lainnya yang seiring waktu kian menurun (mohon maaf).

    ini dilihat dan didengar dari buku ataupun media informasi lainnya, juga kecenderungan yang terjadi disekitar lingkungan kita. misalnya perusahaan swasta yg sering berlomba2 mencari kandidat karyawan yg lebih muda, dengan alasan sdm yang mudah untuk dibina, …….semoga tidak salah… 🙂

    akhirnya…………… ini juga hanya sebuah imajinasi saya saja. mohon maaf apabila ada pihak yg merasa tersinggung. ini cuma sebuah wacana dan harapan. sekali lagi ini hanya imajinasi saya saja….

    thx all
    salam hangat

  2. @ Yudi
    Salam kenal mas.
    Yach emang setahu saya kalau misal nih guru yang sudah GTT (guru tidak tetap) alias guru honor, yang lebih tua yang diprioritaskan.
    Tetapi memang benar kalau perusahaan swasta sih biasanya malah batas maksimal rata-rata 27 tahun kalau saya lihat di lowongan. Masih muda, masih bisa dibentuk, belum punya tanggungan keluarga (biasanya belum pada nikah kan pada umur 27 tahun).
    Ok semoga para pengambil kebijakan ada yang baca tulisan-tulisn kita ini, kecuali kalo yang ambil kebijakan juga punya pamrih keluarga aatau bahkan anaknya bisa jadi PNS, itu mah susah.
    Minimal kalau setahu saya di Kodya Yogyakarta, dan Kabupaten GunungKidul dipegang oleh UGM untuk test CPNS. Semoga ini awal yang bagus untuk menuju transparansi test CPNS untuk daerah yang lain.
    Semoga jaya bangsa Indonesia.

  3. Bagus opini Anda…..tolong kirim ke BKD ke seluruh Indonesia……..
    Salam reformasi BUNG

  4. assalamu’alaikum wrwb… waduh,mas. perkiraan skor penilaian tes cpns anda kok bikin saya jadi ketar-ketir….karena saya dari daerah lain, sebelah timur gunungkidul tepatnya wonogiri… mohon doa pangestunya mawon,moga2 saya bisa lolos ya mas… maturnuwun sanget sakderengipun…wassalamu’alaikum wrwb…

  5. Wah kabupatennya dah pada keren2 bisa daftar online. Kalo di tempat saya masih manual.

  6. Hebat lagi kalau test PNS secara on line .

  7. @ Danis & Heryan
    Kalau kabupaten Sleman sudah online, tapi update peserta yanga daftar tidak ada.
    Kalau gunungkidul, daftarnya manual, tapi pengumuman dan update yang daftar hampir tiap hari diperbaharui, daftar dan peta lokasi test juga bisa didownload.

    @ irfan
    Tak doakan wis mas, tak tunggu besok syukurannya. OK???!!!

  8. pak, sya gi bingung cari formasi gunungkidul sekarang, mending ke situs apa ya? uda ke situsnya ga nemu, apa kurang teliti
    makasi

  9. @ dini
    Lhoh memang sudah ada pembukaan PNS lagi ya? Kayaknya nanti pengumumannya bareng-bareng kok jika ada pembukaan, dan sepengalaman saya, gunungkidul yang paling transparan selama pengumuman dan pendaftaran CPNS yang lalu. Jadi tunggu saja.

  10. waduh kalo penilaian IPK 2,75 berarti anak ITB n ITS teman ku banyak gak bisa jadi PNS boro2 IPk segitu IPK 2,5 ja dah mati-matian. Padahal anak ITB n ITS banyak yang jos otaknya. jADI kULIIAH Swasta yang obral IPK ja yang ntar bisa masuk????

  11. good idea bro…. dari 2005-2010…. gunungkidul asalku tes terus tapi masih aja gagal….. ya itu tidak ada transparansi.sapa yg koreksi hasil tes kita gmana caranya hanya Tuhan yang tau….

  12. tambah lagi bro….kenapa ya kalo yang dicari guru yang harus bisa nyampaikan penjelasan materi menerangkan di depan murid menjadi moderator kelas dan utamanya komunikasi sosialnya harus jelas…. malah gk ada tes micro teachingnya ya kayak pas kuliah dulu…….. malah psikotesnya gk jelas kayak gitu ya bro di poll pollke…..udah saatnya putra daerah diutamakan dengan pertimbangan IPK, kemampuan komunikasi sosial,,, dan tanpa SUAP…..thanks bro…..

Leave a Reply

%d bloggers like this: