Saat ke padepokan mas Pras kemarin, saya ketemu dengan bro Hamzah, beliau anggota klub tiger (kalau gak salah), karena motornya aslinya tiger tapi dibikin modif jadi klasik (jujur gak tahu model gitu namanya apaan).
Dari bincang-bincang dengan mas bor Hamzah (di JHC bro diucapkan bor), ada satu hal yang saya ingin angkat, yaitu tentang pasang surutnya klub motor terutama honda di Jogja.
Seperti yang kita ketahui, jogja adalah kota pendidikan, banyak universitas dan sekolah, banyak murid dan mahasiswa dari berbagai daerah yang datang di jogja. Kalau mereka kuliah S1, pastilah rata-rata 6-8 tahun pasti tinggal di Jogja, dan punya motor adalah hal paling efektif bagi mahasiswa, karena bisa mejembatani mobilitas mahasiswa dan pelajar yang aktif kesana kemari.
Dari mahasiswa dan pelajar inilah bermunculan klub-klub motor, dan bukan kebetulan jika malah banyak pentholannya yang suka mbleyer (istilah mbleyer adalah untuk biker klub yang vokal dan suka ngajak2 kopdar dan mengaktifkan klub), dan selama mereka belum menyelesaikan studi, mereka tentu masih tetep tinggal di jogja, sehingga klub yang mereka di dalamnya aktif, bisa berkembang dan aktif, anggotanya banyak.
Tetapi begitu “tukang mbleyernya” selesai kuliah dan balik kampung atau kerja di kota lain, maka klub yang tadinya “hidup” lama-lama jadi redup, bahkan bisa bubar.
jadi begitulah yang terjadi dengan klub-klub motor di jogja, ada dan tumbuh bersama dinamika mahasiswa atau pelajar yang aktif didalamnya, semoga saja “tukang mbleyernya” bisa tumbuh berganti begitu ada yang lulus dan keluar dari jogja, sehingga ada suksesi yang baik dan klub tetap hidup.
Untuk klub motor lawas atau klasik, memang relatif konstan anggota dan irama hidupnya, ini terjadi karena kebanyakan yang punya motor klasik memang benar-benar orang lokal. Kenapa mahasiswa jarang punya motor lawas atau antik? Ini karena mahasiswa kebanyakan anak muda yang seneng WAH, seneng balapan, berpikir praktis tidak mau susah-susah merawat motor dan mencari suku cadang dengan gampang, dan tentu pingin gaet cewek dengan motor kerennya (padahal pemberian ortunya), maka motor keluaran terbaru adalah pilihan para mahasiswa ini. Mungkin ada juga mahasiswa yang pelihara motor lawas, tapi pastinya hanya sedikit.
Bincang-bincang dengan bor Hamzah diakhiri dengan pendapat beliau tentang adanya klub motor dari luar negeri yang buka chapter di Indonesia, bor hamzah mengkawatirkan bahwa nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai dan moral bangsa indonesia akan merusak semua hal tersebut.
Filed under: Sepeda Motor Tagged: | klub honda, PMHY, Pras, yogya
yah sama akayak paguyuban mahasiswa daerah..biasany tiap 5 tahun ganti baru
istillahnya regenerasi gituu,,,
mustinya ada,,, tapi kalo gak ada yaa,,,
bubarrr,,, wkwkwkwk
CB ne apik tenan :D, pulsar e yo gagah
bukannya itu Tiger yg dimodif jap style (ato streettracker ya? 🙄 )? tuh ada di paragraf pertama…
tapi setuju karo sampean kang, A.P.I.K !
bos, stiker koboy masih??? dulu pas dapat kaos kok ga dapat stiker!!
Mirip ga http://vixionr15.wordpress.com/2011/02/02/tebeng-depan-yamaha-new-jupiter-mx-mirip-sama-muka-yamaha-yzf-r125/
moga2 ga ada lagi yang namanya perseteruan antar komunitas/klub seperti dulu (padahal 1 merk motor sport yang sama)
jape methe dab (bener ga tulisannya gini ya)
Slm oto mania bro! From ryant. Semarang. Aku mo nawarin project built in hifi audio sistem on motor. Intinya ndandani motorkamu biar asyik bisa ndenger music/radio. Serasa di dlm club gitu.. System bisa conek via hp yg ada jack 3,5mm. Untuk lebih jelasnya hub/sms 087832386464 ato email: maheswara31.co.id *salam inovator*
Berarti klub motor di jogja hanya berumur sekitar 5 tahunan ya.
Maksudnya klub motor luar negeri yang buka chapter di Indonesia itu klub motor apa ya mas? Hell’s Angels, Pagans, Outlaws, atau apa?
Dulu Verlissa pernah denger kalau yang buka chapter di Indonesia itu Bandidos dan mereka pernah rolling thunder dari Jakarta – Bali.