Astra Motor Jawa Tengah Siap Layani Konsumen Big Bike Melalui Dealer Big Wing

Semarang – PT Astra Honda Motor (AHM) bersama Astra Motor, selaku Main Dealer sepeda motor di wilayah Jawa Tengah, memperkenalkan Astra Motor Center Semarang sebagai dealer premium Big Wing Honda. Pengenalan ini merupakan rangkaian peresmian 10 flagship layanan premium big bike Honda yang tersebar di 9 kota besar di Indonesia, yang sudah dimulai pada 14 Mei lalu di Astra Motor Center Jakarta.

image

Big Bike Asssistant Astra Motor Center Semarang siap membantu konsumen mulai dari penjualan hingga purna jual.

Sebagai penetrasi di segmen big bike, AHM tidak hanya menghadirkan produk yang elegan dan canggih, namun juga siap menemani pecinta big bike Honda dengan layanan premium sesuai gaya hidup yang mampu memberikan kebanggaan tersendiri bagi pengguna big bike Honda.

image

Jajaran management AHM dan Astra Motor berfoto di Big Wing Area Astra Motor Center Semarang.

President Director AHM Toshiyuki Inuma mengatakan pembukaan jaringan dealer premium Big Wing untuk konsumen big bike Honda ini merupakan salah satu bentuk keseriusan AHM dalam memasuki bisnis motor gede di Indonesia. AHM menetapkan standar khusus untuk mengembangkan dealer premium Big Wing yang berfungsi memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen premium Honda.

“Saat mulai memasuki bisnis big bike di Indonesia pertengahan tahun lalu, kami berkomitmen tinggi untuk tidak hanya menyuguhkan model-model big bike Honda yang dapat memberikan sensasi berkendara tertinggi dan membanggakan. Kami juga berkomitmen memberikan sensasi layanan kelas premium yang memberikan pride di jaringan kami. Dealer Big Wing merupakan konsep layanan premium yang kami kembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen big bike. Kami pun ingin berbagi kegembiraan dan pengalaman terbaik ini dengan semua konsumen Honda di 9 kota,” ungkap Toshiyuki Inuma.

image

Mobil delivery khusus Big Bike yang biasa disebut towing car, menggunakan sistem hidrolik sehingga dapat menurunkan atau menaikkan Honda Big Bike secara otomatis.

Chief Executive Astra Motor Sigit Kumala mengaku senang dan bangga Astra Motor dapat menjadi bagian dari jaringan Dealer Big Wing Honda di Indonesia. “Kami mengucapkan terima kasih kepada manajemen AHM yang telah menunjuk Astra Motor sebagai salah satu jaringan Big Wing. Sebuah kebanggan bagi kami bisa memberi layanan premium satu pintu untuk konsumen yang telah memilih big bike Honda sebagai sepada motor kebanggaannya,” kata Sigit saat peresmian di Jl Gajah Mada, Semarang (28/5).

image

Dari 10 dealer Big Wing Honda di Indonesia, 5 di antaranya berada di area Main Dealer Astra Motor. Astra Motor Center Semarang merupakan Big Wing Astra Motor kedua setelah Astra Motor Center Jakarta yang telah diresmikan pada 14 Mei lalu. Berikutnya di bulan Juni, Astra Motor akan meresmikan dealer Big Wing yang berada di kota Yogyakarta, Denpasar, serta Makassar. Dealer Big Wing Honda dikembangkan secara khusus dengan sistem dan value tersendiri bagi konsumen premium. Untuk memberikan pengalaman terbaik pada layanan premium yang terintegrasi, dealer Big Wing Honda memiliki Big Bike Manager dan tim yang memastikan segala kebutuhan dan harapan pada konsumen big bike dapat terpenuhi. Selain itu, mekanik big bike juga merupakan tenaga mekanik khusus yang sudah dilatih dengan pengetahuan dan keterampilan tinggi melalui serangkaian pelatihan khusus.

image

Pelepasan Komunitas Honda Big Bike yang akan touring menuju Pantai Jepara.

Executive Vice President Director AHM Johannes Loman mengatakan kepuasan konsumen merupakan prioritas utama perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu, AHM berupaya memenuhi kebutuhan layanan dengan memperhatikan gaya hidup konsumen premium yang telah memilih big bike Honda bukan hanya sebagai motor kebanggaannya, namun juga sebagai pemenuhan mimpi gaya hidupnya. Kepala Wilayah Astra Motor Jawa Tengah Darmawan Tjondrodihardjo menjelaskan, bahwa untuk memberikan layanan premium terbaik, Astra Motor Center Semarang telah menyiapkan setiap bagian di flagship dealer ini dengan nyaman dan eksklusif.

image

image

Mobil delivery khusus Big Bike yang biasa disebut towing car, menggunakan sistem hidrolik sehingga dapat menurunkan atau menaikkan Honda Big Bike secara otomatis.

image

Pemotongan pita tanda diresmikannya Astra Motor Center Semarang sebagai salah satu jaringan Big Wing Honda di Indonesia.

“Secara tampilan, dealer Big Wing tampak eksklusif dan premium untuk memberikan pengalaman bagi konsumen big bike seperti di rumahnya sendiri dan dapat dinikmati bersama dengan teman-temannya,” jelas Darmawan.

image

image

Penjelasan mengenai fasilitas dan layanan Big Wing Area oleh Big Bike Manager Astra Motor Center Semarang.

Di Big Wing area, tersedia jajaran model terbaru big bike Honda yang dapat dilihat secara dekat bersama dengan perlengkapan berkendara dan aksesorisnya sebagai satu paket premium yang mampu meningkatkan kebanggaan mereka. Big Wing area ini mengusung konsep shop in shop dengan interior yang nyaman sesuai gaya hidup konsumen big bike, sehingga konsumen dapat menikmati pengalaman berbelanja kelas premium.

image

Di area bengkel, Big Wing Honda memiliki fasilitas yang lengkap untuk semua pekerjaan maintenance maupun repair dengan kelengkapan mumpuni. Tersedia pula fasilitas dyno test bagi pecinta big bike Honda yang ingin menguji secara langsung performa motor big bike pilhannya. Selain itu area bengkel Big Wing Honda memiliki pit spesial untuk big bike Honda sehingga konsumen tidak perlu mengantri panjang. Untuk big bike Honda yang dipasarkan di jaringan resmi sepeda motor Honda, AHM memberikan garansi mesin, kelistrikan dan rangka selama 2 tahun dan gratis jasa servis 4 kali hingga 18.000 km atau selama 2 tahun.

image

Konsumen big bike juga dapat beristirahat di premium lounge dengan tetap menyaksikan tayangan secara langsung big bike kesayangannya yang tengah ditangani mekanik handal di area bengkel.

image

Menyadari tingginya mobilitas dan aktivitas pengguna big bike, dealer Big Wing Honda juga menyediakan fasilitas layanan jemput unit (Pick Up Service) yang akan membawa big bike kesayangan konsumen ke bengkel untuk dilakukan maintenance maupun repair. Selain itu bengkel Big Wing Honda juga menjamin ketersediaan suku cadang yang dibutuhkan. Melengkapi layanan premium terintegrasi satu pintu di dealer Big Wing Honda, AHM bersama jaringan main dealernya juga menyiapkan layanan khusus bantuan darurat di jalan (Emergency Road Assistant) gratis 24 jam untuk memastikan kenyamanan berkendara para pecinta big bike Honda.

image

Perbandingan Bigbike Honda CB650F dengan motor umumnya

IMG_20160419_060557

Saat saya foto foto sendiri pakai BigBike Honda CB650F, lalu saya uplaoad di Instagram, FB dan Twitter, banyak juga yang protes meminta perbandingan dengan motor lain, maklumlah karena badan saya yang lumayan tinggi besar dengan ukuran tinggi  176 cm dan berat kisaran 85 KG, terasa match dengan sosok CB650F ini.

Baiklah sekarang saya share ketika CB650F saya sandingkan dengan Honda PCX150 milik saya, honda Beat, honda Verza, Honda Tiger, jadi bisa dilihat perbandingan dimensinya secara lebih meyakinkan.

Jpeg

CB650F foto tanpa pembanding motor CC kecil

IMG_20160421_155252

IMG_20160425_125543

IMG_20160425_125945

IMG_20160425_130048

Jpeg

Jika dibandingkan dengan Honda Verza akan kelihatan mogenya

Jpeg

Dibandingkan dengan PCX, dimensinya hampir sama

Jpeg

Jpeg

Jpeg

Jpeg

Jpeg

Jpeg

Parkiran kebun teh Nglinggo, diantara motor motor CC kecil

Lebih dekat mengenal detil CB650F

Big Bike Honda CB650F ini memang terlihat sederhanya untuk ukuran motor besar, seakan “bajunya” dibuat fit ke tubuhnya, yaitu rangka dan mesin secara tidak berlebihan. Tetapi jangan salah soal tenaganya yang dibetot langsung ngacir.

Orang awam belum tentu paham kalau ini adalah motor besar, apalagi bisa saya yang bawa karena badan saya yang tinggi besar, sehingga proporsional dengan bentuk CB650F ini. Terkadang saya iseng sebelum berhenti saat lampu merah di Bangjo, maka saya raungkan sekali mesinnya, setelah itu saya diam cool, menunggu reaksi orang orang disekitar motor saya yang mencari sumber bunyi raungan moge.

Ada dua ciri khas yang memudahkan mengidentifikasi bahwa ini adalah moge, yaitu dilihat lenagan ayun belakang yang bentuknya spesial, besar dan kokoh, juga bisa dilihat pada 4 buah knalpotnya yang memang sangat mencolok bahkan ini satu satunya yang sengaja dipamerkan pada CB650F ini, karena tidak ditutup fairing. Baru kemudian bisa melihat dua cakram besar di roda depan dengan sistem pengereman yang sudah ABS, dan juga cakram lebih kecil di roda belaakang, kalau melihat hal ini baru terlihat dan menyadari bahwa ini adalah moge.

CB650F ini panel panel di setang kiri kanan juga sederhana, tidak ada yang aneh, dan seperti motor pada umumnya, mungkin ada satu tombol lampu DIM yang cukup menekan tombol indikator lampu dekat, jadi ini adalah tombol DIM sekaligus tombol pilihan lampu dekat, untuk pilihan lampu jauh tinggal menekan yang sisi atas. Ada tombol klakson pada posisi yang umum. Lalu ada tambahan tombol hazard diatas tombol klakson agak kanan. Tombol skalar sein ada paling bawah. Handle kopling juga relatif sederhana, yang saya suka dari kopling CB650F ini sangat ringan, tidak ada kamus tangan saya capek karena ngopling.

Untuk bagian setang kiri, hanya ada tombol engine cut off dan starter saja, karena CB650F ini sudah AHO, jadi tidak ada saklar lampu, motor menyala, maka lampu juga menyala.

Wis monggo selanjutnya silahkan lihat foto foto dibawah ini.
IMG_20160419_060121

 

IMG_20160419_060139

 

IMG_20160419_060208

 

IMG_20160419_060233

 

IMG_20160419_060315

 

Jpeg

 

Jpeg

Ukuran ban belakang

 

 

Jpeg

Petunjuk setelan rantai

 

Jpeg

 

Jpeg

Shock belakang

 

Jpeg

Sistem pemindahan giginya

 

Jpeg

Cakram belakang

 

Jpeg

Knalpot asli suaranya lembut, ini saya suka

 

Jpeg

 

Jpeg

Setang kiri

 

Jpeg

 

Jpeg

Stiker petunjuk di tangki

 

Jpeg

 

Jpeg

 

Jpeg

 

Pesiar ke Kebun Teh Nglinggo pakai CB650F, yoo penakkk

Jpeg

Berhenti menjelang sampai lokasi, karena terhalang truk loading kayu

Pada tanggal 23 April 2016, saya ajak istri untuk wisata ke kebun Teh Nglinggo, tentu saja saya membawa CB650F, untuk test boncenger dan dan test naik pegunungan yang lumayan tinggi.

Kami via jalan Godean kebarat, lalu sebelum jembatan Kali Progo kami belok kanan menuju arah kecamatanMinggir, lalu belok kebarat arah Sendang Kreo, melintasi jembatan kali Progo, lalu bangjo Dekso saya ambil lurus kebarat, ikut jalan aspal utama terus. Nanti akan sampai pasar yang ada petunjuk kanan menuju kebun teh Nglinggo.

Istri saya ternyata sangat suka motor ini, katanya bisa liyer liyer ngantuk saat mbonceng CB650F, karena memang motor ini knalpotnya masih standar sehingga tidak berisik, paling-paling hanya terdengar suara wing wing dan derum mesinnya yang merdu, dan tentu saja posisi duduk sebagai boncenger nyaman karena antara boncenger dan pilotnya sudut miringnya kedepan relatif sama. Tidak seperti kalau membonceng motor sport yang pasti tidak nyaman untuk boncenger.

Jalan menunju hutan teh Nglinggo selepas pasar adalah jalan pedusunan kecil, tetapi untunglah sudah aspal walau beberapa tempat ada yang rusak. Naik sampai parkiran terbawah, tidaklah menjadi masalah besar bagi CB650F, jalan naik atau datar tiada bedanya untuk mesin 4 silinder 650 cc ini. Sepertinya pengelola Kebun Teh Nglinggo sudah koordinasi antara yang di parkiran utama dan yang di pasar, jadi untuk mobil akan dilewatkan satu arah misal dari pasar ke parkiran utama, setelah habis baru kemudian arah dari parkiran utama ke pasar disuruh jalan, hal ini penting karena jalan memang sempit dan naik turun, sementara kadang di sisi kanan adalah bukit, dan di sisi kiri adalah jurang yang dalam, terbayang kalau mobil papasan disini. Ngeri.

Hutan teh Nglinggo lumayan adem juga, enak untuk rambut saya yang hampir setahun tidak saya potong ini, pemandangan tentu didominasi hijaunya pucuk pucuk daun teh. Sebenarnya ada pula wisata naik ke bukit disekitar kebun teh, sepertinya ada dua buah bukit yang bisa didaki, dan ada satu air terjun juga, tapi saya dan istri hanya pingin menikmati suasana kebun teh saja.

Pulangnya saya beli teh sangrai, yaitu teh hasil dari penduduk disini, dan gula jawa. Ternyata tehnya saya suka. Besok kalau habis harus beli lagi ke Nglinggo.

Kulonprogo memang memikat, dari kebun teh, air terjun, kedung, waduk, pantai dll, jadi kenapa anda tidak mencoba wisata kesini?

Pulangnya yang agak susah, karena jalan kecil dan menurun berkelok, lumayan berat juga pegang setang CB650F, saya kuatirnya kalau pas di jalanan menurun papasan mobil, karena memang sempit banget jalannya, kalau papasan  kaki kiri napak ke jalan, sudah keluar aspal, dan itu adalah tanah yang berkerikil, takut jatuh kepleset. Untunglah sampai rumah tiba dengan selamat.

 

Jpeg

Peta wisata di Nglinggo

 

Jpeg

Loket pembayaran masuk wisata

 

Jpeg

Papan Informasi

 

Jpeg

Narsis dulu yaaaa

 

Jpeg

Ternyata perkirannya ada beberapa tempat

 

Jpeg

Salam satu hati

 

Jpeg

kayak piramida

 

Jpeg

Kalau dipanjat pasti ambrol

 

Jpeg

Setuju

 

Jpeg

One Heart

 

Jpeg

Teh sangrai hasil dari kebun teh Nglinggo

 

Jpeg

Bersama CB650F, mantab

 

Jpeg

Rehat sejenak saat pulang, sebelum Dekso

 

Test harian CB650F, ternyata enak banget

image

Andaiiii

Saya pertama kali testride CB65OF di Purwokerto, saat launching CBR150R 2016, tepatnya di pelataran GOR SATRIA, waktu itu sekadar muter muter saja, dan ternyata moge ini mudah dikendalikan saat kita terpaksa harus pelan pelan. Karena naik moge dengan cepat, itu pasti enak, tapi naik moge pelan tapi tetap enak, itu baru istimewa.

Akhirnya setelah balik ke jogja saya meminjam ke Astra Motor di Jombor selama satu minggu, mulai 18 April 2016 sampai 25 April 2016.

Niat saya dari awal saat meminjam CB650F ini adalah untuk membuktikan apakah moge ini bisa saya pakai harian untuk kerja.

Syarat utama motor lolos untuk harian kerja, bagi saya adalah motor tidak membuat badan saya lelah. Ini karena saya PP sekitar 80 KM tiap harinya.

Motor ini kalau saya tidak salah, seharga avanza veloz terbaru, yang spek paling tinggi, itupun masih sisa sedikit, artinya masih lebih mahal motor ini. Jadi saya was was juga ketika pertama kalinya benar benar memakai motor ini, yang karena itu bukan untuk sekedar testride semenit dua menit.

Tentu saja saya sudah pengalaman memakai motor besar dan berat, tapi dengan kapasitas mesin yang kecil, yaitu BLACK COYOTE saya, rasanya hampir sama beratnya kedua motor ini, sehingga saat menuntun CB650F, saya pastikan pinggang kanan menempel di jok, motor agak miring kekiri sedikit, ini untuk menjaga agar motor tidak miring ke kanan, yang tentu saja akan ambruk ke kanan karena pasti motor seberat ini tidak akan cukup tenaga untuk menahannya.

Saya sudah menyiapkan safety shoes jadul saya merek kings untuk mengendarai CB650F ini, juga sarung tangan dan jaket respiro berprotektor pada lengan dan punggung, tidak lupa helm NHK full face baru. Semua perlalatan ini wajib dikenakan jika mau mengendarai CB650F.

Saya pernah dua kali jatuh kepleset memakai pulsar saat menapak di pinggiran jalan yang ternyata berkerikil, saya pastikan hal konyol seperti ini saya ingat dan saya tidak ingin terjadi saat mengendarai CB650F.

Tinggi badan saya adalah 176 cm, dengan memakai safety shoes, kedua kaki saya bisa menapak di kiri kanan, alias pas banget, tidak menggantung, tidak dingklik detected.

Pertama kalinya jalan jauh dari Astra Motor Jombor di Jalan Magelang menuju kantor saya di Patuk Gunungkidul, waktu sudah habis maghrib ketika saya mulai start. Saya hanya memikirkan untuk memakainya dengan pelan pelan, mencoba memahami dan merasakan karakter mesin, juga pengereman.

image

Double disk dan ABS

image

Rem belakang

CB650F ini perangkat pengereman depan adalah double disk dan tentu saja sudah ABS. Untuk sektor belakang juga diskbrake. Jadi pengereman mumpuni.

Lucu juga saat naik dari Bangjo Piyungan ke Patuk, saya disalip motor matic, dan saya mengerem hati saya untuk membetot gas, saya ingatkan diri saya bahwa saat ini saya masih tahap OSPEK memakai CB650F ini.

image

Stiker pengingat untuk memakai helm, sepatu dan sarung tangan

Desain CB650F ini menurut saya, sederhana dan fungsional, bukan pamer desain yang aneh aneh dengan mesin ala kadarnya. Tapi basic desainnya menurut mata awam saya adalah menyuguhkan indahnya knalpotnya yang ada empat, dan lengan ayun belakang yang kekar tapi manis. Jadi saya maklum jika tidak banyak orang yang melirik dan melihat dengan mata heran saat saya pakai jalan biasa kecepatan 50-60 kpj, beda dengan motor 250cc dua silinder yang saya juga pernah pakai selama seminggu, alamak anak anak SD SMP menatap penuh rasa senang dan harap, mungkin teringat tokoh sinetron yang lagi digandrunginya. Ironi.

Biasanya saat mau berhenti di lampu merah, saya bleyer sedikit, untuk membuat sensasi dengan suara khasnya. Lalu saya nikmati pandangan heran orang orang disekitar saya, terutama yang di belakang. Mungkin dikira motor modifan.

Saat lampu hijau menyala, saya biasanya pelan dulu sampai di titik aman yaitu telah melewari garis tengah perempatan, lagi lagi ini karena pengalaman dulu pernah di baris pertama langsung tarik gas, ternyata ada becak nylonong, saya rem pulsar saya sampai oleng dan roboh. Jadi mulai saat itu saya di lampu hijau pasti pelan pelan dulu, biarkan orang lain yang ada di depan, dan enaknya pakai CB650F ini, saya bisa langsung ngacir hanya pakai gigi dua yang bisa saya geber sampai 110 an KPJ, tapi biasanya sebelum sampai angka tersebut, jalanan di depan sudah krodit, akhirnya tuas gas dikendurkan demi keamanan semuanya.

Saya yang terbiasa pakai PCX yang knalpotnya nyaris tak bersuara, jadi sangat cocok dengan suara knalpot CB650F yang juga halus untuk ukuran moge, hanya suara mendesing yang khas dan itu saya suka. Bisa dikata CB650F ini adalah Si cepat yang senyap.

Hari kedua saya memakai CB650F, saya ambil rute dari rumah ke arah bangjo Sedayu, lalu keselatan menuju Palbapang Bantul, dan terus ke timur melewati BANGJO BAKULAN jalan Paris, terus ketimur sampai Imogiri dan naik menuju HUTAN PINUS MANGUNAN, lalu lanjut ke arah Patuk Gunungkidul dan finish di kantor saya. Saya hapal jalan Bangjo Sedayu sampai Palbapang ini jalannya lebar dan aspalnya mulus, trimakasih untuk pemda Bantul.

Tujuan saya tercapai di jalanan Bantul yang mulus ini, saya bisa sedikit lari, dan saya lupa apakah pernah pakai gigi 4 atau hanya gigi 3 saja. Jelas gigi 5 dan 6 belum pernah saya pakai. Kecepatan 100 kpj sangat mudah dicapai dalam hitungan detik, menyenangkan.

Saya pernah ke arah Purworejo lewat Godean kebarat naik menoreh dan tembus Kaligesing, heran papasan dengan moge moge adventure, versys kalau saya tidak salah lihat, yang ngebut di jalanan naik turun dengan enaknya, dan baru sekarang ini saya menyadari bahwa mereka itu tidak ngebut, karena bagi mesin moge, percayalah bahwa jalan naik itu tidak ada bedanya dengan jalan datar, karena tenaganya dibetot tidak habis, tidak ada kamus pakai moge saat ketemu jalanan naik extrim jadi lelet, sama sekali tidak. Itulah yang saya rasakan saat naik dari Imogiri ke Hutan Pinus Mangunan. Serasa semua jalan adalah datar saja. Bahkan saya sempat standing tanpa sadar saat naik menyalip mobil dan terlalu kuat membetot tuas gas.

Yang lucu saat naik CB650F ini adalah saat jalan santai 50-60 kpj, tiba tiba ada gronjalan di jalan, otomatis tangan kanan jadi narik gas, dan motor bisa melaju tidak sesuai dengan keinginan. Ini karena memang tuas gas sangat sangat tipis, artinya ditarik tipis saja sudah lari. Saat sudah menyatu dan menguasai motor ini, menyalip mobil atau motor di depan sangatlah menyenangkan, yang itu karena tidak bisa saya lakukan jika pakai motor 150 cc, karena tidak yakin bisa lari dan menyalip dengan tepat dan cepat. Pokokke CB650F di gas sithik njepat, WIIINGGGG.

Okelah sementara ini dulu ceritanya, dari saya penunggang awam yang benar benar awam mesin motor.

image

image

image

image

image

3.418 KM, saat pertama saya pinjam

image

image

Helm, jaket, sarung tangan, safety shoes. Wajib dipakai.

image

Sampai juga di kantor dengan selamat

BIG BIKE HONDA di HBD 2015

image

Vultus

Ada yang berbeda di HBD 2015 ini, apalagi kalau bukan BIG BIKE yang memang tahun ini sudah dijual oleh honda secara resmi.

Ternyata ada juga yang membeli VULTUS (NM4) yang juga hadir di HBD 2015 ini. Bahkan saya lihat ada dua VULTUS hadir, motor berharga 430 jutanan ini.

Saya juga melihat ada CBR FIREBLADE (CBR 1000 RR SP), CBR 600, PHANTHOM.

Tentu saja big bike paling laris yaitu CB500X banyak juga yang hadir. Ini adalah juga big bike honda impian saya.

image

CB 500X

image

image

CBR 600 dan CBR 1000 RR SP

image

KTM dan versys

image

Vultus diapit CB 650 F

image

CBR FIREBLADE 1000 RR SP

image

image

image

image

image

Vultus

image

image

image

image

image

%d bloggers like this: