Diskuai Publik KPID DIY mencermati tayangan TV selama Romadhon

image

Diskusi publik yang diselenggarakan olwh KPID DIY kali ini berhubung pas bulan puasa maka dimulai jam 15:30 dan berakhir dengan buka puasa bersama.

Diskusi membahas tayangan TV dan radio selama bulan suci romadhon.

Ada 4 tv yang disemprit oleh KPID DIY karena tayangan romadhonnya dianggab kurang sesuai yaitu antv, mnc, trans7 dan transtv.

image

image

DISKUSI PUBLIK KPID-DIY “MEWUJUDKAN PEMENUHAN PROGRAM SIARAN LOKAL BERMUTU DAN BERBUDAYA

Hari ini tanggal 16 April 2015, saya menghadiri acara DISKUSI PUBLIK yang diselenggarakan oleh KPID DIY, dengan tajuk “MEWUJUDKAN PEMENUHAN PROGRAM SIARAN LOKAL BERMUTU DAN BERBUDAYA” bertempat di Gedung Teatrikan fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
???????????????????????????????
Acara dimulai pada jam 08:50 dan selesai pada jam 12:45, terdiri dari :
– Pembukaan
– Sambutan ketua KPID DIY
– Sambutan Dekan Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga
– Disikusi Publik dengan tiga orang Narasumber
1. Sukiratnasari, S.H (Komisioner KPID DIY)
2. M Arief Budiman (P3I Pengda DIY)
3. Prof. Dr. Musa Asy’arie (Dewan Pembuna PR2 Meida dan Mantan Rektor UIN SUKA Yogyakarta)
-Tanya jawab
-Penutup
???????????????????????????????
Inti dari Diskusi Publik ini adalah, bertemunya tiga stakeholder untuk pertama kalinya yaitu KPID-DIY, LPS, dan PH di Yogyakarta, sehingga kedepan bisa dijalin kerjasama yang saling menguntungkan, yaitu PH-PH lokal Yogyakarta bisa membuat program acara yang bagus dengan standar broadcast quality serta menarik secara bisnis dan berkesinambungan sehingga layak tayang di  LPS, dengan demikian perekonomian kreatif di Yogyakarta bisa lebih dinamis dan berkembang, LPS juga lebih ringan bebannya karena sudah mendapat kepastian program-program yang ditayangkan untuk siaran lokal.

???????????????????????????????

???????????????????????????????

???????????????????????????????

Diskusi Publik : Refleksi kinerja KPID DIY (2014)

image

image

Pembicara I, Ibu Dyna Helina (kiri)

image

image

image

image

Para peserta diskusi

image

Pembicara II : Bpk Supadiyanto (kanan)

image

image

image

image

Pembicara III : Bpk Adjie S Soeratmadjie (baju putih)

image

Optimalisasi pemanfaatan kanal TV Digital untuk menjaga keistimewaan DIY

image

Hari ini saya mengikuti DISKUSI PUBLIK dengan tema seperti judul postingan saya diatas.
Intinya bagaimana content tv digital lokal jogja bisa eksis dalam era penyiaran tv digital.
Isu utama penyiaran digital adalah sewa MUX ke NETWORK PROVIDER. Sudah ada wacana kisaran Rp. 50juta per bulan bagi content privider yang mau menyewa.

Apakah 50juta per bulan mahal?
Sangat murah ketika kita berpikir sebagai berikut :
Jogja solo hanya punya 14 kanal frekuensi UHF untuk TV free to air. Ketika kita memakai teknologi analog sebagai mana selama ini, maka 14 kanal tersebut hanya bisa dipakai oleh 14 tv untuk siaran.
Tetapi jika kita memakai teknologi digital, maka 1 kanal frekuensi yang dulunya hanya bisa dipakai 1 tv, maka saat digital bisa dipakai bersama kurang lebih 10 tv digital siaran bareng.
Karena ada 6 MUX di tiap area, maka dalam satu area akan bisa ada 6 x 10 = 60 tv digital siaran bareng bisa dinikmati.

Untuk membuat tv analog berkekuatan 20 KW, setidaknya memakan biaya 5 milyar. Dan harus ditunggu minimal 4 operator, 2 satpam dan 1 OB. Jadi perbulan harus menggaji 8 karyawan dan juga membayar listrik kisaran 70-100 juta perbulan. Dengan perhitungan ini maka jika sewa mux tv digital kisaran 50juta perbulan adalah sangat murah. Karena tv penyewa tinggal setor content ke MUX. Tidak mengurusi pemancar digital dan karyawan, juga iuran ini itu yang pasti ada masuk ke pemancar.

image

image

image

image

image

image

image

image

%d bloggers like this: