Hari ini saya memenuhi undangan DISKUSI PUBLIK dari KPDI DIY, yaitu tentang aturan kampanye di media siar.
Filed under: Televisi, tvOne | Tagged: caleg, capres, iklan kampanye, kampanye, KPID DIY, partai politik | Leave a comment »
Hari ini saya memenuhi undangan DISKUSI PUBLIK dari KPDI DIY, yaitu tentang aturan kampanye di media siar.
Filed under: Televisi, tvOne | Tagged: caleg, capres, iklan kampanye, kampanye, KPID DIY, partai politik | Leave a comment »
Hari ini saya mengikuti DISKUSI PUBLIK dengan tema seperti judul postingan saya diatas.
Intinya bagaimana content tv digital lokal jogja bisa eksis dalam era penyiaran tv digital.
Isu utama penyiaran digital adalah sewa MUX ke NETWORK PROVIDER. Sudah ada wacana kisaran Rp. 50juta per bulan bagi content privider yang mau menyewa.
Apakah 50juta per bulan mahal?
Sangat murah ketika kita berpikir sebagai berikut :
Jogja solo hanya punya 14 kanal frekuensi UHF untuk TV free to air. Ketika kita memakai teknologi analog sebagai mana selama ini, maka 14 kanal tersebut hanya bisa dipakai oleh 14 tv untuk siaran.
Tetapi jika kita memakai teknologi digital, maka 1 kanal frekuensi yang dulunya hanya bisa dipakai 1 tv, maka saat digital bisa dipakai bersama kurang lebih 10 tv digital siaran bareng.
Karena ada 6 MUX di tiap area, maka dalam satu area akan bisa ada 6 x 10 = 60 tv digital siaran bareng bisa dinikmati.
Untuk membuat tv analog berkekuatan 20 KW, setidaknya memakan biaya 5 milyar. Dan harus ditunggu minimal 4 operator, 2 satpam dan 1 OB. Jadi perbulan harus menggaji 8 karyawan dan juga membayar listrik kisaran 70-100 juta perbulan. Dengan perhitungan ini maka jika sewa mux tv digital kisaran 50juta perbulan adalah sangat murah. Karena tv penyewa tinggal setor content ke MUX. Tidak mengurusi pemancar digital dan karyawan, juga iuran ini itu yang pasti ada masuk ke pemancar.
Filed under: KPID DIY, Televisi | Tagged: diskusi publik, jogja, jogja istimewa, kanal digital, KPID, KPID DIY, sewa mux, sewa pemancar tv digital, tv digital | Leave a comment »
Filed under: Bisnis, Seputaran Jogja, Televisi, tv digital | Tagged: KPID DIY, tatv, tatv digital | Leave a comment »
hari ini saya menghadiri diskusi publik yang diadakan oleh KPID DIY, dengan tema PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGAWASAN SIARAN IKLAN KAMPANYE DI MEDIA PENYIARAN.
Disikusi dimulai pada jam 9:30 dengan tiga orang nara sumber, dan berakhir pada jam 12:30.
Intinya adalah televisi harus benar-benar bisa membedakan mana berita, mana iklan.
Berita tidak boleh berbayar, dalam berita ada kode etik pemberitaan yang antara lain independen, aktual dll.
Kalau iklan sudah jelas.
Media televisi juga harus adil memberitakan iklan kampanye dari semua partai politik.
Filed under: Televisi | Tagged: iklan kampanye, KPID, KPID DIY | Leave a comment »
Hari ini saya kembali menghadiri undangan acara EDP di KPID DIY, sedangkan yang akan EDP adalah dua tv yang akan bersiaran dengan mode siaran digital DVB-T2, yaitu rainbowTV dan sportOneTV.
RainbowTV lebih seperti umumnya TV tetapi dengan konten yang dijanjikan akan tidak ada unsur porno, dan konten siarannya akan berisi hal hal mengenai lingkungan hidup dan pendidikan.
Program acaranya antara lain
– Pelangi Jogja
– Lunch Breack
– Go Green
– Resto resto
– Blusukan
– Wanita Perkasa
– Benny Show
– Quick Cooking
Sedangkan untuk sportOne adalah tv dnegan konten siaran full acara olah raga, yang antara lain nanti program acaranya adalah
– Olah raga Tradisinonal (seperti panahan, lomba egrang, dll)
– Olahraga Komunitas
– Olahraga Kesehatan
– Berita Olahraga
– Arena Olahraga
– Gaya Hidup
– Film Olahraga
– Diskusi olehraga
– Kartun Olahraga
– Bio Tokoh olahraga
– Golden Moment
– Sport Game
Filed under: Bisnis, Televisi, tv digital | Tagged: DV, EDP, edp rainbow TV, edp rainbowTV, EDP sportone, edp sportoneTV, KPID DIY, rainbow TV, rainbowTv, sportOne TV, sportOneTV, tv digital | Leave a comment »
saat saya tahu bahwa tv berlangganan PT. MBS (mediatama citra borobudur) ini memakai teknologi digital teresterial DVB-T MPEG-4, maka saya langsung kaget dan terbuka wawasan saya, dan komentar saya adalah tv ini NYOLONG START planning tv digital untuk free to air yang rencananya akan digelar oleh tv-tv existing dari Jakarta yang sudah lama siaran di Jogja pada tahun 2014 untuk kota besar, dan pada tahun 2018 untuk cut off siaran analog, karena semua tv teresterial free to air sudah wajib digital semua.
Jika EDP (evaluasi dengar pendapat) di KPID DIY ini nantinya berbuah disetujuinya pemberian frekuansi UHF untuk PT MBS, maka agak aneh juga, meskipun ada embel-embelnya berlangganan dan berbayar, kenapa tidak mendorong yang sudah existing untuk siaran digital teresterial terlebih dahulu, karena teknologi yang dipakai memang sama persis, yaitu DVB-T.
Yang masih menjadi pertanyaan besar saya adalah, bahwa macTV ini besok bisa mengusung 40 program kepada pelanggan, padahal setahu saya satu kanal frekuensi yang sekarang hanya dipakai oleh satu pemancar TV, saat digital nanti maksimal hanya bisa untuk 8 program siaran bersama. Saya belum tahu teknologi untuk satu kanal frekuensi bisa 40 program sekaligus. Atau nantinya pakai 5 kanal frekuensi VHF sehingga 5 X 8 = 40 program siaran bersama. Maaf saya belum pahan hal ini, dan kemarin saat saya tanyakan hal ini, jawabannya juga belum bisa saya pahami. Kalau memang bisa seperti itu, di Jogja cukup satu kanal frekuensi, maka 14 TV yang sekarang siaran teresterial analog bisa siaran bareng dalam satu tower satu antena, satu gedung sehingga bisa “membuang” 13 tower beserta karyawannya sekaligus. Irit kan. Apa iya seperti itu, rasanya kok tidak.
Dari pemaparan kemarin dari PT MBS, bahwa langganan untuk mactv ini adalah Rp. 85.000 per bulan dengan diberi pinjaman SET TOP BOX yang ada smart card nya sehingga tanpa smartcart tersebut tidak bisa menerima siaran mactv. Set Top Box ini fungsinya menerima siaran digital lalu outputnya jadi analog lagi sehingga bisa dimasukkan ke tv penerima milik kita yang lama yang kebanyakan masih analog. Jadi tidak perlu beli tv penerima yang baru untuk langganan mactv ini.
Saya tidak tahu sampai saat ini apakah langganan harus kontrak minimal 1 tahun atau bagaimana, tapi jika memang misal kontrak setahun, saya kira STB sebenarnya juga sudah diperhitungkan harganya. Misal harga STB Rp. 300.000 maka bisa dihitung sebulan Rp. 25.000 utnuk mengangsur selama 12 bulan, jadi saat setahun berhenti langganan, sebenarnya juga sudah BEP untuk STB. Sehingga biaya langganan sebenarnya adalah Rp. 60.000 saja perbulan. Apakah tidak mungkin nantinya bisa saja mactv ini “atas desakan dari masyarakat” terus berubah jadi free to air, toh mereka bisa sisipiniklan di tiap acara, masyarakat juga bisa puas melihat dan memilih 40 program yang ada. Bisa jadi.
Selengkapnya klik disini Continue reading
Filed under: Televisi | Tagged: borobudur tv, DVB-T, EDP, KPID DIY, MPEG4, STB, tv digital | Leave a comment »
Dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan oleh KPID DIY, sekaligus sebagai ajang memperkenalkan komisioner KPID DIY tahun 2011-2013
1. S. Rahmat M. Arifin sebagai Ketua
2. Endang Widatiningsih, SH sebagai Wakil Ketua
3. M. Zamroni sebagai Koordinator Bidang Kelembagaan.
4. Suki Ratnasari, SH Sebagai Koordinator Isi Siaran
5. Tri Suparyanto, SPd Sebagai Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Siaran
6. Amin Purnama, SH sebagai Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Siaran
7. Ahmad Chozy Nurul Islam sebagai Koordinator Bidang Isi Siaran.
kpid
Filed under: Televisi, tvOne | Tagged: KPID, KPID DIY | Leave a comment »
You must be logged in to post a comment.