menarik juga, DVB-T2 kedepannya mau ditarungkan dengan Analog

Mendapat kabar dari berbagai sumber, sepertinya akan ada titik terang tentang penyiaran tv digital free to air DVB-T2, yaitu besok siaran teresterial analog dan DVB-T2 akan dilakukan simulcast yaitu siaran bersama-sama, dan tidak ada CUT OFF siaran analog secara paksa, melainkan nanti akan dibiarkan SELEKSI ALAM yang akan dilakukan oleh para pemirsa TV, yaitu mirip-mirip dengan dulu saat ada telepon AMPS yang pakai gelombang FM dan kadang kemresek noise saat cuaca hujan lalu secara alami tergusur oleh GSM yang mempunya keunggulan dalam banyak hal daripada AMPS. Mungkin mirip juga dengan Siaran Radio AM yang akhirnya harus tersisih oleh jernihnya siaran radio FM Stereo.

 

Kumpulan transmisi TV difoto dari tower TVRI (foto by Mr. T. Udiyono)

Kumpulan transmisi TV difoto dari tower TVRI (foto by Mr. T. Udiyono)


Langkah simulcast dan non CUT OFF ini memang langkah jalan tengah yang paling masuk akal saat ini, biarkan grup grup besar yang masih ingin getol siaran analog dibiarkan, tapi tv tv baru yang ingin siaran pun bisa diwadahi dengan ikut mux pemancar DVB-T2, lebih efisien karena hanya tinggal menyetorkan content acara ke pemilik MUX, tanpa memikirkan maintenance pemancar dengan segala SDM yang ada di pemancar. Ini adalah pertarungan yang fair menurut saya.

Jadi besok masyarakat adalah penentu berkembangnya atau sebaliknya matinya siaran DVB-T2 dan sebaliknya juga untuk siaran Analog. Tetapi kalau prediksi saya nanti siaran analog hanya bisa bertahan 5 tahunan paling lama, yaitu menunggu tv yang belum ada tuner DVB-T2 nya rusak dan mati, dan saya yakin kalau pemancar DVB-T2 sudah siaran full dengan banyak content provider yang bergabung, maka akan banyak pesawat tv penerima yang dijual sudah ready DVB-T2 tuner.

Misal di Jogja ada MUX : Transcorp, tvOne, SCTV, GlobalTV, MetroTV dan TVRI Jogja, sehingga total ada 6 mux dan masing masing mengusung 8 sampai 10 content provider, maka artinya akan ada sekitar 60 tv DVB-T2 siap dinikmati oleh para pemirsa TV. Sedangkan analog di jogja tidak akan berkembang, hanya yang ada sekarang ini saja yaitu, transtv, tvOne, RCTI, MNC (yang kemungkinan jadi TPI lagi), GlobalTV, antv, indosiar, trans7, SCTV, MetroTV, ADITV, JogjaTV, RTV, RBTV, KompasTV, TVRI, NET, KresnaTV.

Secara alami orang akan memilih siaran dengan kualitas yang lebih sedap dipandang mata, dan dengan banyak pilihan daripada tetap pilih melihat siaran TV dari pemancar analog. Orang akan rela beli pesawat TV baru yang sudah ready tuner DVB-T2, atau beli STB untuk TV lama agar bisa menonton siaran tv digital gratis.

Nah kalau pemirsa pemancar analog sudah sangat sedikit, maka kenapa mesti mempertahankan operasional pemancar analog yang operasionalnya sangat tinggi, yaitu kisaran 60-100 juta hanya baru untuk bayar listrik saja.

Demikian sedikit penerawangan nasib pemancar TV teresterial digital DVB-T2. Kita tunggu saja apakah akan seperti itu atau tidak.

Anda medukung yang mana?

 

EDP TV ANALOG : Citra TV, O CHANNEL YOGYAKARTA, Inspira TV

image

Jadi EDP kali ini adalah EDP untuk pemancar TV analog.

Saat ini yang EDP analog adalah O Channel, Citra TV, Inspira TV.

Untuk Inspira TV ini beda dengan Inspira TV yang dulu EDP digital

www.hadiyanta.com/2013/07/04/edp-inspiratv-sukatv-pandawatv/

Untuk O Channel sudah punya ijin siaran digital di jogja, seharusnya tinggal sewa kepada salah satu MUX DIGITAL lalu siaran. Tapi entah kenapa sampai sekarang belum siaran digital.

Sebenarnya akan ada 11 yang EDP untuk memperebutkan ketiga kanal diatas.

Info dari BALMON DIY yang hadir di acara ini, bahwa kanal analog tambahan adalah 55, 57 dan 61 UHF. Salah satu dari kanal tersebut untuk RTV yang saat ini ada di kanal 56 UHF milik magelang. KPID JATENG minta kanal 56 dikembalikan. dan spt logika teknis saya kmrn jika ada kanal 55, 56, 57 berurutan maka tidak ada guardband, karena kanal 56 adalah kanal guardband untuk kanal 55 dan 57. Jadi tinggal dua kanal analog tambahan yang diperebutkan oleh 11 pemohon.

image

Bapak Nugroho Balmon DIY

Komitmen ketiga tv ini adalah akan menjadi TV LOKAL, sehingga akan punya studio tv sendiri yang akan menyerap SDM lokal Jogja.

Lantas bagaimana nasib tv digital DVB-T2? au ah.

Kita tunggu saja siapa besok yang akhirnya siaran.

image

image

image

image

image

%d bloggers like this: