Dusun saya, lebih tepatnya dusun istri saya, hari Kamis, tanggal 26 April 2012 ada acara Panen Raya dan temu wicara dengan Wakil Gubernur DIY. Letak dusun saya ini memang unik, sebelah depan jalan adalah persawahan, sedang kira-kira 500 meter dibelakang adalah sebuah sungai, jadi rumah-rumahnya berjejer sepanjang jalan, dan hanya sekitar 3 atau 4 rumah ke arah sungai.
Tidak lengkap panen padi tanpa ada dawet khas yang dijajakan para penjual dawet di sawah-sawah, jaman saya kecil dulu malah barter dengan beberapa genggam padi yang baru saja dipetik dari sawah. Pastinya enak dan seger, siang-siang minum dawet di tengah sawah.
Ini adalah panen pertama setelah setahun tidak panen, tepat setahun pula kepulangan ayah mertua saya kepada Allah. Saat ini mertua meninggalkan tanaman padi yang kira kira berumur sebulan, dan tidak jadi panen selama setahun karena berbagai hama, dari wereng sampai tikus.
Jadi panen kali ini memang sangat -sangat kami syukuri dan istimewa. Ceritanya acara panen raya ini disponsori oleh Petrokimia Gresik dengan pupuk ponska organik. Seperti kita ketahui sejak era orba, pupuk kimia sangat mendominasi persawahan, tetapi lama-lama tanah jadi begitu tergantung dengan pupuk jika tidak dipupuk maka padi tidak akan bernas.
Saya sendiri belum tahu pupuk organik yang ditawarkan petrokimia ini bagaimna bentuknya, mungkin cair seperti pupuk organik biasanya atau mungkin bentuk seperti pupuk biasa.
Negara yang kuat dan cerdas adalah negara yang kuat pertaniannya, bagaimanapun kondisi negara, jika pertanian kuat, makanan pokok tersedia dengan baik dan murah, dengan tidak mengesampingkan kesejahteraan petani, maka negara akan kuat. Semoga.
Besok saya mau pilih presiden yang peduli banget dengan pertanian kayaknya.
Filed under: Seputaran Jogja | Tagged: bambang, lurah bambang, moyudan, Ngaglik Sumbersari, panen raya dan temu wicara, pertanian, petrokimia gresik, pupuk organik, pupuk ponska, sumbersari, Wakil Gubernur DIY | Leave a comment »
You must be logged in to post a comment.