Bapakku dinasehati Dokter ahli jantung dari Jerman

Lebaran hari kedua kemarin (11 September 2010), sungguh terasa istimewa bagi keluarga saya, ini karena kedatangan om/paman saya yang sudah sejak muda tinggal, belajar, kuliah, dan akhirnya hidup di Jerman sebagai dokter ahli jantung, ini adalah kedatangan pertama kalinya, karena biasanya karena begitu sibuknya, hanya sebentar saja kalau di jogja, itupun nginap di rumah om saya yang lain di Perumahan sekitar UPY. Om saya ini bernama Rasjid Soeparwata, (bisa dicari via google dengan keyword nama tersebut). Ibu saya dan om saya adalah kakak adik ponakan, bapaknya ibu saya adalah adik dari bapaknya om Woto (begitu kami menyebutnya).

Om Woto, nomer 4 dari kiri. Foto dapat dari google.

Dari tahun 2008 sampai sekarang om Woto pindah ke Jakarta dan bekerja di : FKUI/RSCM pada Divisi Bedah Vaskuler

Specialty:
– Adult Cardiac Surgery
– General Thoracic Surgery
– Peripheral Vascular Surgery

Okay itu sekadar perkenalan latar belakang om saya, inti cerita ini adalah, bahwa om saya punya keahlian di bidang jantung, dan mengerti dengan ilmunya apa saja penyebab serangan jantung. Dan ayah saya adalah perokok “TINGWE”, “nglinting dewe” alias melinting sendiri rokoknya dari tembakau dengan kertas khusus untuk melintingnya, ayah saya adalah perokok berat, ibaratnya tidak merokok hanya saat beliau tidur saja.

Nah kemarin saat om saya silaturahmi kerumah, karena beliau kami beritahu bahwa ayah saya adalah perokok berat, maka beliau lantas dengan penuh keiklasan memberikan nasehat bahkan sempat memeriksa tangan ayah saya, apakah tangan/kuku jari tangan ayah saya sudah kekuningan atau belum, saya sendiri jelas tidak tahu metode pemeriksaan ini.

Jika di klinik om saya di Jakarta, baru janjian periksa saja dah kena charge Rp. 350.000, gak tahu kalau sudah periksa, kena charge berapa 😀

Panjang lebar sebagai dokter dan ahli jantung, om saya menasehati ayah saya, om saya memberikan contoh yang jelas, yaitu umumnya orang Jogja kan  sering ada kejadian kakek-kakek di sawah, ditemukan sudah meninggal, kalau orang jogja menyebutnya kena “angin duduk”, padahal menurut om Woto, itu adalah serangan jantung karena ada salah satu katup di jantungnya yang menyempit/menutup, gejalanya adalah sakit di dalam dada kiri yang jika dipakai untuk duduk, rasa sakit itu berkurang, ini karena posisi duduk membuat katup di jantung yang sakit tersebut agak terbuka. Tapi kadang karena sudah kelewat berat penyumbatannya maka akhirnya tertutup juga katup tersebut, dan itulah yang dinamakan serangan jantung yang orang Jogja menyebutnya “kena angin duduk”. Dan penyebab dari itu semua adalah ASAP ROKOK yang dihisap si perokok dalam waktu yang lama dan intens. Saya hanya menyampaikan kembali apa yang dinasehatkan om saya dan saya tulis ulang dalam blog ini, percaya silahkan, tidak yo rapopo, lha ahli jantung kok yo isih do ora di percoyo yo kebangeten.

Gambar dari Google

Gambar dari Google

Gambar dari Google

Ada lagi nasehat om saya yang sangat mengena, yaitu boleh jadi anda merokok hanya untuk anda sendiri, betulkah itu? jawabanya adalah TIDAK! Ketika anda merokok, maka anda sudah meracuni keluarga anda, anak anda yang mungkin masih balita, istri anda yang sedang hamil berikut janin didalam rahimnya, anak anda yang menginjak dewasa, pokoknya semua orang dilingkungan sekitar anda merokok adalah orang-orang tak berdosa yang anda seret untuk bersama-sama berpotensi untuk sakit bermacam penyakit yang disebabkan oleh asap rokok anda yang ada dalam ruangan/kamar/rumah anda. Jadi jika anda sayang pada keluarga anda, bolehlah sekarang mulai mengurangi merokok atau bahkan berhenti sama sekali.

Saya termasuk orang beriman yang percaya kematian adalah urusan Allah, tidak bisa diajukan tidak bisa diundurkan, begitupun dengan merokok tidak akan membuat umur anda berkurang dalam artian jika seharusnya umur anda 68 tahun, maka dengan merokok, umur anda akan berkurang 5 tahun, sehingga anda akan mati umur 63 tahun, bukan seperti itu. Tapi ini berhubungan dengan saat anda tua, anda mungkin tidak bisa menikmati usia tua dengan kesehatan yang prima, anda dan penyakit anda yang diakibatkan oleh rokok akan menagihnya disaat tubuh anda tua dan renta yang tidaklah sebugar saat muda. Pilihan merokok, adalah pilihan anda mau mati dengan cara sakit apa! Dan yang paling jelas adalah serangan jantung.

Ironi :

* Saya kemarin barusan meeting di ruang AC tapi ada 3 orang merokok di dalamnya.

* Saya kemarin barusan mengundang seorang perawat kerumah ibu mertua untuk memasang infus karena ibu saya sakit, dan ternyata sang perawat datang bersama 3 orang anaknya yang masih SD dan Play Group, sedangkan sang ayah merokok di ruang tamu rumah mertua saya, dengan di kanan kirinya duduk ketiga anak perempuannya tersebut. Saya saja tidak nyaman menghirup asapnya, tapi ketiga anaknya sama sekali tidak protes, mungkin ketiganya takut, atau mungkin sudah terbiasa menjadi perokok pasif. Sungguh kasihan sekali.

Gambar dari google

Mau berhenti merokok? cari saja pengalihan lain yang lebih menarik.

Mau ada fatwa MUI atau tidak tentang haramnya merokok, saya memang termasuk orang yang merasa terganggu dengan asap rokok, dan celakanya banyak orang-orang disekitar saya yang dengan santainya dan tanpa merasa berdosa “mengasapi” saya dengan rokoknya. Ironisnya dampak terburuk justru lebih kepada perokok pasif seperti saya ini. Tobat tobat.

Tiap orang pastinya mempunyai hal-hal yang tidak dia sukai dalam hidupnya, misal saya yang tidak suka asap rokok mengenai saya, ada lagi orang yang tidak suka mendengarkan suara keras yang berlebihan, misal volume radio yang keras, ada juga yang tidak suka pada bau tertentu yang bagi orang lain malah enak, misal bau buah durian. Dan lain-lain. Intinya kita harus berpikir dan berperasaan, bahwa yang kita sukai belum tentu disua]kai oleh orang lain, apalagi jelas-jelas seperti asap rokok yang sebenarnya fitrah manusia itu ya menghirup oksigen untuk pernafasannya, bukan asap, apalagi asap rokok terbukti banyak mengandung racun.

Berhenti merokok apakah berat? Saya yakin sebenarnya hanya berat pada GENGSInya saja, pada HARGA DIRI saja, seolah kalau berhenti merokok, seperti orang yang kalah saja, kalah oleh saran dari orang-orang disekitar perokok yang pasti pada menyarankan untuk berhenti merokok, itulah yang mungkin paling berat dirasakan para perokok, berat dari rasa KALAH. Padahal dari saat pertama orang itu merokok, itulah kekalahan hakiki yang dideritanya secara nyata.

Saya bangga tidak merokok! Sehari merokok mungkin habis Rp. 10.000,- Jika sebulan maka sudah Rp. 300.000,- bayangkan apa yang bisa kita dapatkan dengan Rp. 300.000,- per bulan jika kita alihkan untuk membiayai hal yang lain yang lebih menyenangkan bagi kita, ketimbang untuk merokok. Membeli buku misalnya, sepertinya berat banget ya membeli buku sebulan dengan anggaran Rp. 300ribu, padahal tidak untuk rokok. Kecuali jika merokok adalah kegiatan paling menyenangkan bagi anda, wow benarkah seperti itu?

Saya sendiri hanya menghabiskan Rp. 110.000,00 (edit 16/09/2012, sekarang saya cuma Rp. 50.000/bulan untuk langganan internet unlimited indosat) untuk membiayai langganan internet Indosat Matrix Broadband saya. Ini pengalihan yang kecil dari Rp. 300.000,- jika mungkin saya merokok. Ngenet sungguh bisa menghabiskan waktu saya, hobby membaca saya bisa terpuaskan dengan langganan Indosat Matrix broadband untuk akses internet ke laptop (edit 16/09/2012, sekarang pakai tablet dan Hp android) saya, dimanapun, kapanpun asal ada sinyal indosat.

Saya yakin para perokok juga punya hobby masing-masing, yang lebih menyehatkan dan mungkin malah akan menghasilkan uang. Tidakkah untuk mencoba mengalihkan biaya merokok anda untuk lebih menghidupkan hobby anda, dan bersiap memperoleh hasil tambahan dari hobby anda.

Selalu ada jawaban klise dari perokok, yaitu “Ah aku berhenti merokok juga tidak akan kaya”, Benarkah? Saya yakinkan bahwa jika anda berhenti merokok maka anda akan lebih sehat, dan kesehatan adalah kekayaan yang tidak ternilai, sulit sekali dinilai.

Sayapun percaya bahwa “Merokok tidak akan mengurangi umur”, hanya saja bisa berarti anda tetap saja akan mati sesuai takdir anda tetapi dengan menderita lebih dahulu dengan berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh rokok.

Uf, mungkin saya terlalu bersemangat menulis ini, mungkin saya terlalu subyektif, dan maafkanlah saya untuk anda para perokok yang mungkin ini menyinggung perasaan. Kebanyakan maksud baik memang tidak selamanya ditanggapi dengan baik.

Setidaknya sadarilah bahwa ketika anda merokok, itu akan  membuat pemilik pabrik rokok nangkring pada daftar orang-orang terkaya di negeri ini. Sedangkan buruh pabrik rokok tetap miskin saja, nanti kalau kaya, pasti tidak mau jadi buruh di pabrik rokok.

%d bloggers like this: